MAKALAH
MIKRO EKONOMI ISLAM
Perbedaan
Mendasar
Sistem
Ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Modern
Dosen
Pembimbing :
Abdul
Wahab, S.H.I., M.E.I.
Oleh:
Rif’atin
Aprilia
(2013
0232 9053)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2015
-------------------------------------
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. dzat
yang Maha Sempurna, Maha Pencipta dan Maha Penguasa segalanya,
karena hanya dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini sesuai dengan apa
yang diharapkan yaitu tentang
“Perbedaan Mendasar Sistem Ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Modern”. Makalah ini sengaja disusun untuk memenuhi tugas Mikro
Ekonomi Islam.
Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut berpartisipasi dalam
proses penyusunan tugas ini,
karena penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan
orang lain dan tanpa adanya bimbingan,
serta rahmat dan karunia dari–Nya.
Penulis berharap
agar mahasiswa khususnya, dan umumnya dari para pembaca dapat memberikan kritik
yang positif dan saran untuk kesempurnaan Makalah
ini.
Lamongan,
08 Maret 2015
|
|
Penulis
|
------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap negara memiliki sistem
perekonomian yang berbeda-beda. Sistem yang dianut sebuah negara biasanya
sesuai dengan paham ideologi negara tersebut. Negara yang berideologi komunisme
biasanya akan menerapkan sistem sosialis. Dan jika negara tersebut menganut
paham kapitalisme maka cenderung menganut sistem ekonomi kapitalis. Ada juga
negara yang menggabungkan kedua sistem di atas atau yang biasa disebut sistem
campuran. Sistem ekonomi yang saat ini berkembang
dan sedang berjaya yaitu sistem ekonomi modern dimana sistem tersebut berisi
gabungan sistem ekonomi liberal kapitalis dan sistem sosialis. Tetapi, ada
sistem yang berdasarkan syariah Islam yaitu sistem ekonomi Islam. Yang menganut
sistem ini adalah negara-negara Islam yang ada di dunia.
Sistem-sistem ekonomi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sistem ekonomi
kapitalis misalnya, sangat mengedepankan kebebasan setiap individu tanpa ada
campur tangan negara. Setiap orang diperbolehkan melakukan apapun untuk
mendapatkan apa yang diinginkan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis merupakan
kebalikan sistem ekonomi kapitalis. Setiap individu tidak memiliki hak atas
kekayaan. Semua dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan bersama. Di sisi lain, sistem ekonomi campuran mencoba
menggabungkan kelebihan dari kedua sistem di atas. Sistem ekonomi campuran
mengakui kebebasan individu tetapi tetap ada kontrol dari negara.
Ada satu sistem yang lebih
mengedepankan kepentingan pribadi dan kepentingan umum selama tidak
bertentangan dengan aturan syariat Islam. Sistem ini disebut juga dengan sistem
ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam memiliki sisi yang hampir sama dengan
sistem lain tetapi di sisi lain sangat berbeda dengan sistem yang ada.
Untuk itu pada pembahasan kali ini, akan penulis sajikan perbedaan mendasar sistem ekonomi islam dengan
sistem ekonomi modern.
--------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem
Ekonomi Islam
Asal kata sistem berasal dari bahasa latin systema dan bahasa yunani sustema.
Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas.
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin
hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan. [1]
Ekonomi
islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat
yang di ilhami oleh nilai-nilai islam.[2] Kata Islam
setelah Ekonomi dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas
tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri.
Secara sederhana dapat
dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem
ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari
keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas.
Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai
subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek, serta alat kelembagaan yang
mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
B.
Sistem Ekonomi Islam
Gagalnya sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis dalam
menciptakan kesejahteraan masyarakat mengharuskan adanya pemecahan. Karena itu,
negara-negara muslim sangat membutuhkan suatu sistem yang lebih baik yang mampu
memberikan semua elemen untuk berperan dalam mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan. Sistem ekonomi islam bukanlah sistem ekonomi alternatif maupun sestem ekonomi
pertengahan; sistem ekonomi islam merupakan sistem ekonomi solutif atas berbagai permasalahan
yang selama ini muncul.
Sistem ekonomi Islam
hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada
abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18.[3]
Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan
distribusi pendapatan, seperti tercantum dalam Al-Qur’an,
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah
kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka
adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul
kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
(Al-Hasyr: 7) [4]
Ciri-Ciri
Sistem Ekonomi Islam:
1.
Harta kepunyaan Allah dan
manusia merupakan khalifah atas harta
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa
semua harta yang ada di tangan manusia pada hakikatnya kepunyaan Allah, karena
Dialah yang menciptakannya. Akan tetapi Allah memberikan hak kepada manusia
untuk memanfaatkannya. Namun pemanfaaannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan orang lain. Jadi kepemilikan dalam Islam tidak mutlak.
2.
Ekonomi terikat dengan akidah,
syariah dan moral
Yaitu setiap kegiatan ekonomi akan bernilai
ibadah dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam Islam.
3.
Keseimbangan antara kerohanian
dan kebendaan
Maksudnya adalah bahwa apa saja yang
kita lakukan di dunia ini hakikatnya adalah untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
4.
Ekonomi Islam menciptakan
keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum
Artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan
seseorang untuk mensejahterakan dirinya tidak boleh dilakukan dengan
mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat umum.
5.
Kebebasan individu dijamin
dalam Islam
Dalam Islam diberikan kebebasan
individu namun tidak boleh melanggar aturan-aturan Allah, dengan kata lain
kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlak.
6.
Negara diberi wewenang turut
campur dalam perekonomian
Dalam Islam Negara berkewajiban
melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok. Negara berkewajiban memberikan jaminan sosial agar
seluruh masyarakat dapat hidup secara layak.
7.
Bimbingan konsumsi
Artinya didalam Islam ada ketentuan
mana yang halal dan haram untuk dikonsumsi dan juga perilaku yang baik dan
tidak baik.
8.
Petunjuk Investasi
Dalam Islam ada kriteria untuk dapat
melakukan investasi yaitu:
a.
Proyek yang baik menurut Islam
b.
Memberikan rezeki seluas mungkin kepada masyarakat
c.
Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan dan
kekayaan
d.
Memelihara dan mengembangkan harta
e.
Melindungi kepentingan anggota masyarakat
9.
Zakat
Adalah karakteristik yang paling
istimewa, karena tidak dimiliki oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam hal ini
ada konsep dalam harta kita ada hak orang lain dan hukumnya harus kita
sisihkan.
10.
Larangan riba
Dalam Islam sangat tegas dikatakan
bahwa riba adalah haram. Untuk itu harus dihidupkan ekonomi pada sektor riil.
Kelebihan
Sistem Ekonomi Islam
Kelebihan
dari sistem ekonomi islam adalah:[5]
1.
Menjunjung Kebebasan
Individu
Manusia
mempunyai kebebasan untuk membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuha nidupnya. Dengan kebebasan ini manusia dapat bebas
mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia dalam Islam didasarkan atas
nilai-nilai tauhid suatu nilai yang membebaskan dari segala sesuatu kecuali
Allah. Nilai tauhid inilah yang akan menjadikan manusia menjadi berani dan
percaya diri.
Kebebasan
manusia sebagai seorang hamba Allah merupakan modal utama bagi seorang muslim
untuk membentuk kehidupan ekonomi yang islami.
“Dan bahwasannya
seseorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
(An-Najm :39) [6]
2.
Mengakui hak individu
terhadap harta
Islam mengakui
hak individu untuk memiliki harta. Hak pemilikan harta hanya diperoleh dengan
cara-cara yang sesuai dengan ketentuan Islam. Islam mengatur kepemilikan harta
didasarkan atas kemaslahatan sehingga keberadaan harta akan menimbulkan sikap
saling menghargai dan menghormati. Hal ini terjadi karena bagi seorang muslim
harta sekedar titipan Allah.
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa’:
29)[7]
3.
Ketidaksamaan ekonomi
dalam batas yang wajar
Islam mengakui
adanya ketidaksamaan ekonomi antar orang perorangan. Salah satu penghalang yang
menjadikan banyaknya ketidakadilan bukan disebabkan karena Allah, tetapi
ketidakadilan yang terjadi dikarenakan sistem yang dibuat manusia sendiri.
Misalnya, masyarakat lebih hormat kepada orang yang mempunyai jabatan tinggi
dan lebih banyak mempunyai harta, hingga masyarakat terkondisikan bahwa
orang-orang yang mempunyai jabatan dan harta mempunyai kedudukan lebih tinggi
dibanding yang lainnya. Akhirnya, sebagian orang yang tidak mempunyai harta dan
jabatan merasa bahwa, "Allah itu tidak adil".
Ketidaksamaan
dalam hal ini menentukan kehidupan manusia untuk lebih bisa memahami keberadaan
dirinya sebagai manusia yang satu dengan yang lain telah di desain Allah untuk
saling memberi dan menerima. Akan terjadi keselarasan bila antara satu dengan
yang lain ada rasa butuh, sehingga manusia bersikap kerjasama antara sesamanya.
4.
Jaminan sosial
Artinya, sistem
ekonomi islam menjamin kehidupan seluruh masyarakat untuk mendapatkan
kesejahteraan yang sama. Maka islam memperhatikan masalah pengelolaan harta
melalui pengaturan zakat, infaq, sodakoh, dan sebagainya sebagai sarana untuk
mendapatkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Menurut Qardhawi zakat
merupakan sumber dana jaminan sosial. Zakat memainkan peranan penting dan
signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan berpengaruh nyata pada
tingkah laku konsumsi.
5.
Distribusi kekayaan
Islam mencegah
penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan
distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Sumberdaya alam adalah hak
manusia untuk dipergunakan oleh manusia untuk kemaslahatannya.
Kekayaan
merupakan amanah Allah yang diberikan manusia untuk dipergunakan untuk
kebaikan. Amanah bagi seorang muslim di pahami sebagai suatu kepercayaan Allah
maka pemahaman amanah ini menjadikan seorang muslim lebih bersikap arif dalam
mengelola kekayaannya. Oleh karenanya kekayaan yang dimiliki seorang muslim
menjadi berkah bagi masyarakat disekitarnya.
6.
Larangan menumpuk
kekayaan
Sistem ekonomi
Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan. Seorang
muslim berkewajiban untuk mencegah dirinya dan masyarakat supaya tidak
berlebihan dalam pemilikan harta. Seorang muslim dilarang beranggapan terlalu berlebihan
terhadap harta sehingga menyebabkan ia mengunakan cara-cara yang tidak benar
untuk mendapatkannya.
“Hai orang-orang yang
beriman janganlah kamu haramkan yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu
dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas.” (Al-Maidah:87) [8]
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu
dapat mengekalkannya.” (Al-Humazah:1-3) [9]
7.
Kesejahteraan individu
dan masyarakat
Islam mengakui
kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara yang satu dengan yang
lain. Masyarakat akan menjadi faktor yang dominan dalam membentuk sikap
individu sehingga karakter individu banyak dipengaruhi oleh karakter
masyarakat, demikian juga sebaliknya. Dalam islam hubungan individu dan
masyarakat ini berpengaruh besar untuk membangun peradaban manusia di masa
depan. Untuk itu islam menganjurkan sikap baik dalam membangun masyarakat.
Kekurangan
Sistem Ekonomi Islam
Dominasi
pemikiran ekonomi konvensional menjadikan ekonomi Islam belum mampu berkembang
sebagaimana yang diharapkan. Padahal ekonomi Islam berisi tuntunan dan pedoman
ideal yang mampu mengakomodir kebutuhan hidup manusia di dunia maupun di
akhirat.
Dengan
jaminan mayoritas penduduk di negara mustim tentunya akan mampu menerima
ekonomi Islam, tetapi perkembangan ekonomi Islam tidak semulus yang diharapkan
walaupun bisa dikatakan hal tersebut sebagai fenomena umum sebagai suatu
"sistem ekonomi baru" yang mau menanamkan pengaruhnya di tengah
masyarakat yang telah lama menerima sistem ekonomi konvensional.
Secara
global kelemahan sistem ekonomi Islam dapat dilihat dari beberapa factor
sebagai berikut: [10]
1.
Lambatnya perkembangan
literatur ekonomi Islam
Literatur
ekonomi Islam yang sebagian besar berasal dari teks-teks arab mau tidak mau
diakuinya mengalami perkembangan yang kurang signifikan. Sehingga menyebabkan
munculnya dominasi literature ekonomi konvensional yang saat ini mempengaruhi masyarakat
bahwa tidak ada ilmu ekonomi yang mampu menjawab masalah-masalah aktual kecuali
ekonomi konvensional. Hal ini menjadikan justifikasi bagi masyarakat untuk
mengesampingkan ide dari pengetahuan lain, seperti ekonomi Islam. Hal ini
diakibatkan adanya hegemoni literature ekonomi konvensional terhadap ekonomi
Islam, sehingga setiap prilaku kita tidak lepas dari pengaruh ekonomi
konvensional.
2.
Praktek ekonomi
konvensional lebih dahulu dikenal
Praktek ekonomi
konvensional lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Masyarakat bersentuhan
langsung dengan konsep ekonomi konvensional, di berbagai bidang konsumsi,
produksi, distribusi dan lainya. Sehingga pemahaman baru sulit dipaksakan dan
diterima oleh masyarakat yang lebih dahulu beresntuhan dengan konsep ekonomi
konvensional. Kita telah mengetahui ekonomi konvensiona merupakan kepanjangan
dari sistem ekonomi kapitalis meskipun tidak sepenuhnya. Karena secara tersirat
ekonomi konvensional juga mengadopsi sistem ekonomi sosialis. Di sinilah salah
satu letak kelemahan sistem ekonomi Islam.
3.
Tiada representasi ideal
Negara yang menggunakan sistem ekonomi Islam
Di beberapa
Negara yang menggunakan Islam sebagai pedoman dasar kenegaraanya ternyata belum
mampu sepenuhnya mengelola sistem perekonomiannya secara professional. Bahkan
banyak Negara-negara Islam di Timur Tengah yang tingkat kesejahteraanya kurang
maju jika dibandingkan dengan Negara Eropa dan Amerika.
4.
Pengetahuan sejarah
pemikiran ekonomi Islam kurang
Sejarah
menunjukkan bahwa kemajuan pengetahuan Eropa tidak lepas dari peranan
pengetahuan Islam. Masa transformasi pengetahuan yang terjadi pada abad
pertengahan kurang dikenal oleh masyarakat. Hal ini yang menyebabkan timbulnya
pemahaman bahwa pengetahuan lahir di daratan Eropa, apalagi berbagai informasi
lebih mengarahkan pada pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Eropa. Karenanya lebih
mengenai Adam Smith, Robert Malthus, David Ricardo, JM Keynes dan sebagainya,
dibandingkan dengan tokoh-tokoh ekonomi Islam seperti Abu Yusuf, Ibnu Ubaid,
Ibnu Taimiyah dan Ibnu Khaldun dan sebagainya.
Padahal
mengetahui perkembangan sejarah pemikiran ekonomi akan menimbulkan kebanggaan
masyarakat terhadap tokoh-tokoh ekonomi Islam. Secara tidak langsung hal ini
akan mempengaruhi ketertarikan mereka terhadap pemikiran tokoh-tokoh ini.
5.
Pendidikan masyarakat
yang materialisms
Pengangguran di
masyarakat bukan murni cerminan perilaku malas. Tetapi, pengangguran di sini
lebih banyak disebabkan oleh dampak pemahaman masyarakat mengenai makna tentang
jenis dan pendapatan/penghasilan usaha yang belum tepat. Sementara kita harus
jujur mengakui ekonomi Islam masih belum berperanan maksimal dalam membantu
mengangkat ekonomi kerakyatan. Sebagai contoh pedagang lebih mnyukai meminjam
pada rentenir di banding pada BMT yang ada. Karena rentenir tidak memerlukan
persyaratan yang ‘ribet’, sementara BMT atau BPRS memerlukan segudang jaminan
sebagai syarat peminjaman.
Sebagai
kesimpulan ekonomi Islam masih memiliki banyak kelemahan baik dari sumber daya
manusia atau tenaga ahli. Hal ini berbeda dengan pesatnya perkembangan ekonomi
kapitalis mau tidak mau kita harus mengakuinya.
C.
Sistem Ekonomi Modern
Sistem
ekonomi modern dalam dunia kontemporer terdiri dari dua sistem yaitu sistem
kapitalis dan sistem sosialis.
1. Sistem Ekonomi
Kapitalis
Ekonomi kapitalis memiliki
kecenderungan yang mengarah pada kebebasan yang meliputi; Kebebasan memiliki
harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta
ketimpangan ekonomi.
Pemikiran sistem
ekonomi kapitalis sudah banyak dimulai oleh para pemikir terdahulu, namun yang
dianggap sebagai pendiri resmi dari sistem ekonomi kapitalis adalah Adam Smith
(1723-1790 M) dengan bukunya An inquiry into the Nature and Causes of the
Wealth of Nation.[11]
Semboyan kapitalisme
adalah Laissez faire et laissez passer, le monde va de lui meme (biarkan
ia berbuat dan biarkan ia berjalan, dunia akan mengurus diri sendiri). Selain
itu, dia juga merupakan “Bapak Ilmu Ekonomi.”
Ciri-Ciri Ekonomi Kapitalis
Ciri-ciri sistem
ekonomi Kapitalis sebagai berikut:[12]
a.
Pengakuan yang luas
atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu dan
Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
b.
Perekonomian diatur
oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan “signal” kepada produsen
dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur tangan pemerintah diusahakan
sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi
efisien serta motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba.
c.
Manusia dipandang
sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan
sendiri.
Kelebihan Sistem
Ekonomi Kapitalis
Kecenderungan
Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis adalah: [13]
a.
Kebebasan
Fitrah manusia sebagai
makhluk bebas mendukung daya kreatif dalam mengelola sumber daya ekonomi, bila
fitrah terpelihara akan menibulkan keberanian dalam menyikapi segala hal. Kebebasan
merupakan faktor yang menjadikan kapitalisme menjadi sistem yang tetap eksis di
banding sosialisme. Kebebasan kapitalis tidak semata-mata didasari atas
penghargaan hidup terhadap sesamanya. Prinsip dasar tentang penghargaan
kebebasan kapitalis lebih dikarenakan dengan kebebasan manusia akan lebih
memberikan nilai tambah dalam produksi.
b.
Meningkatkan produksi
Persaingan bebas di
antara individu akan mewujudkan tahap “produksi" dan "tingkat
harga" pada tingkat yang wajar. Keadaan ini akan membantu mempertahankan
penyesuaian pada tingkat yang rasional di antara kedua variabel tersebut.
Persaingan akan mempertahankan tahap keuntungan dan upah pada tingkat yang bisa
diterima oleh pasar. Keseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar
merupakan mekanisme yang diperlukan sebagai bentuk berjalanny ekonomi secara
fair. Tetapi kadang kala keseimbangan pasar yang ditentukan produsen dan
konsumen kurang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka dalam keadaan ini
pasar perilu diintervensi guna menyediakan barang yang diperlukan oleh
masyarakat luas.
c.
Profit motif
Dalam sistem kapitalisme,
keuntungan menjadi faktor yang menentukan keberlangsungan usaha. Setiap
keuntungan diperhitungkan dari usaha, semakin sedikit kesempatan untuk
melakukan usaha semakin kecil ia akan memperoleh keuntungan. Sebailiknya, jika
ia ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar semakin banyak usaha yang
dilakukan. Motif mencari keuntungan inilah yang membangun kehidupan kapitalis
lebih dinamis. Dampak dari keadaan ini, perhatian manusia dengan berjalannya
mekanisme pasar.
Kelemahan Sistem
Ekonomi Kapitalis
Kecenderungan
Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalis adalah: [14]
a.
Tidak merata
Persaingan bebas
menimbulkan kecenderungan setiap orang untuk lebih mementingkan kepentingannya
sendiri. Bagi orang telah berkecukupan dalam bidang ekonomi tidak banyak peduli
dengan orang yang kurang mampu, karena kepedulian bukan bagian dari
kewajibannya. Maka ketimpangan sosial menjadi bagian tidak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat yang individualis.
b.
Tidak selaras
Setiap orang
menggunakan kebebasan untuk mengeksplorasi sumber daya yang dimilikinya dengan
efisien guna memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Keadaan ini yang
menyebabkan terjadinya eksploitasi sumber daya dengan alasan; segala apapun
yang dikerjakan merupakan upaya untuk mengaktualisas kebebasan yang
dimilikinya. Padahal kebebasan merupakan yang tidak dapat dipisahkan dari
manusia, di mana manusia satu dengan yang lainya juga berupaya untuk melakukan
tindakan eksploitatif.
c.
Maksimasi profit
Efisiensi usaha bisa
dijadikan legitimasi untuk menaikkan batas produksi dan mengurangi biayanya
guna mendapatkan keuntungan yang maksimal. Konsep kerja kapitalis telah
menjadikan sebagai syarat terjadi efisiensi telah membangun struktur
kependudukan yang diskriminatif. Kompensasi bagi tenaga kerja profesional yang
besar sementara yang tidak profesional hanya sedikit bahkan di bawah kebutuhan
outonomous telah menjadikan ketegangan sosial. Ketegangan ini akus pada
perdebatan atas makna pemerataan.
d.
Krisis moral
Dalam kapitalisme
setiap orang berusaha mengejar kekayaan supaya mendapatkan peran lebih di dalam
masyarakat. Hal ini mengakibatkan perencanaan/penjadwalan dalam mendapatkan
kekayaan mendominasi hidup manusia dari hari ke hari. Kapitalisme telah
menjerumuskan manusia pada sikap yang mempermaklumkan keadaan, segala sesuatu
yang terjadi dianggap sebagai fenomena kehidupan yang tidak terelakkan.
e.
Materialistis
Nilai-nilai sosial
seperti kerjasama, saling membantu, dan lain sebagainya, kurang mendapat tempat
dalam kehidupan kapitalis. Dalam sistem kapitalisme segala kegiatan ekonomi didasarkar
terpenuhinya optimaliasi produksi guna mencapai output produksi dan keuntungan
produksi yang diharapkan.
f.
Mengesampingkan
kesejahteraan
Konsep kapitalis
cenderung memahami pertumbuhan ekonomi lebih harus diperhatikan daripada
pemerataan ekonomi, karena pemerataan akan timbul setelah adanya pertumbuhan
ekonomi down effect). Kebijakan ini merupakan dampak dari mekanisme modal yang
cenderung berputar pada kalangan pengusaha. Bila pengusaha mendapatkan
keuntungan maka secara tidak langsung akan bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini menjadikan kesejahteraan masyarakat
terabaikan.
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Di antara tokoh-tokoh
awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon (1769-1873),
Fourisee (1770-1837), Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882).
Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan
lain sebagainya. St. Simon
dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan
perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/Negara.[15]
Negara penganut paham
sosialism, yaitu: Inggris, Selandia
Baru, Skandinavia, Belanda, Swiss, Australia, Belgia.
Tokoh-tokoh sosialisme diantaranya adalah Thomas Uoge,
Robert Owen, Saint Simon, Karl Heinrich Marx dan Proudhon.
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Sosialis
Ciri-ciri
sistem ekonomi sosialis adalah :[16]
a.
Tidak ada pengakuan
atas hak-hak pribadi (individu).
Semua sumber daya ekonomi (alat-alat produksi, tanah,
perusahaan, bank) dimiliki dan dikuasai oleh Negara atas nama rakyat. Tidak ada
hak milik perorangan atas alat-alat produksi. Petani tidak dapat memiliki
tanahnya sendiri.
b.
Peran pemerintah
sangat kuat
Seluruh kegiatan ekonomi atau produksi harus diusahakan
bersama. Tidak ada usaha swasta, semua perusahaan (termasuk usaha tani) adalah
perusahaan negara (state enterprise).
c.
Pemerintah
bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
Apa dan berapa yang diproduksikan ditentukan berdasarkan
perencanaan pemerintah pusat (central planning) dan diusahakan langsung
oleh Negara. Harga-harga ditetapkan oleh pemerintah, penyaluran barang
dikendalikan oleh negara, sehingga tidak terdapat kebebasan pasar.
d.
Semua warga masyarakat adalah “karyawan” yang wajib ikut
berproduksi sesuai kemampuannya, dan akan diberi upah sesuai kebutuhannya.
Kelebihan
Sistem Ekonomi Sosialis
Kecenderungan
Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis adalah: [17]
a.
Disediakannya kebutuhan
pokok
Setiap warga negara
disediakan kebutuhan pokok termasuk makanan/minuman, pakaian, rumah, kemudahan
fasilitas kesehatan, serta tempat tinggal dan lain-lain. Setiap orang
disediakan oleh negara untuk mendapatkan pekerjaan yang ditentukan oleh negara,
sedangkan orang-orang tua, serta yang cacat fisik dan mental berada dalam
perawatan pengawasan negara.
b.
Didasarkan perencanaan
negara
Semua pekerjaaan
dilaksanakan berdasarkan perencaf negara yang sempurna di antara produksi
dengan penggunaar Dengan demikian masalah kelebihan atau kekurangan kekurangan
produksi seperti yang berlaku dalam sistem eke kapitalis tidak akan terjadi.
c.
Produksi dikelola oleh
negara
Semua bentuk produksi
dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan
digunakan kepentingan-kepentingan negara. Misalnya, untuk memenuhi sarana dan
prasarana ekonomi rakyat semacam makan, pendidikan, kesehatan. Demikian juga
negara mengatur proses perdagangan luar negeri vang berupa penyediaan valuta
asing, menyediakan dan merawat alat-alat perang dan sebagainya.
Kelemahan Sistem
Ekonomi Sosialis
a. Sulit
melakukan transaksi
Tawar-menawar sangat
sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya
dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan. Sektor
pertanian, perkebunan, perikanan dan lain sebagainya semu dikelola oleh negara.
Proses dari keberadaan output produksi juga diatur oleh negara, maka transaksi
yang dilakukan oleh masyarakat bisa melanggar hukum.
b. Membatasi
kebebasan
Sistem ekonomi
sosialisme menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri mementingkan
kepentingan golongan. Kepentingan-kepentingan itu akan tumbuh bila ada ruang
yang tersedia bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan keinginannya, dan
kebutuhannya secara bebas. Tetapi, dalam sistem sosialisme kebebasan manusia
sangat terbatas
c. Mengabaikan
pendidikan moral
Dalam sistem ini semua
kegiatan diambil alih untuk memperoleh tujuan ekonomi, sementara pendidikan
moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan
kebendaan menjadi tujuan utama dan nilai-nilai moral tidak diperhatikan lagi.
Pendidikan sosialis menjadikan masyarakat untuk pragmatis, pola pemenuhan
batiniahnya pun dalam paket pendidikan materilistis.
D.
Analisis Sistem ekonomi
Bila dilihat dari berbagai aspek inilah perbedaan antara
sistem ekonomi islam dengan ekonomi modern (kapitalis dan sosialis):[19]
No
|
Keterangan
|
Islam
|
Modern
|
1
|
Sumber
|
Al-Quran
|
Daya fikir
manusia
|
2
|
Motif
|
Ibadah
|
Rasional
matearialism
|
3
|
Paradigma
|
Syariah
|
Pasar
|
4
|
Pondasi dasar
|
Muslim
|
Manusia
ekonomi
|
5
|
Landasan
fillosofi
|
Falah
|
Utilitarian
individualism
|
6
|
Harta
|
Pokok
kehidupan
|
Asset
|
7
|
Investasi
|
Bagi hasil
|
Bunga
|
8
|
Distribusi
kekayaan
|
Zakat, infak,
shodaqoh, hibah, hadiah, wakaf dan warisan.
|
Pajak dan
tunjangan
|
9
|
Konsumsi-produksi
|
Maslahah,
kebutuhan dan kewajiban
|
Egoism,
materialism, dan rasionalisme
|
10
|
Mekanisme
pasar
|
Bebas dan
dalam pengawasan
|
Bebas
|
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah perbedaan mendasar antara ekonomi
Islam dan ekonomi konvensional. Di antara perbedaan mendasar itu adalah:
1.
Rasionaliti dalam ekonomi modern adalah rational economics man yaitu
tindakan individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri
sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh
aktivitas. Ekonomi modern mengabaikan
moral dan etika dan terbatas hanya di dunia saja tanpa mengambil kira hari
akhirat.
Sedangkan dalam ekonomi Islam jenis manusia yang hendak
dibentuk adalah Islamic man. Islamic man dianggap perilakunya rasional jika konsisten
dengan prinsip-prinsip Islam yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang
seimbang. Tauhidnya mendorong untuk yakin, Allah-lah yang berhak membuat peraturan untuk
mengantarkan kesuksesan hidup. Ekonomi Islam menawarkan konsep rasionaliti
secara lebih menyeluruh tentang tingkah laku agen-agen ekonomi yang
berlandaskan etika ke arah mencapai al-falah, bukan kesuksesan di dunia malah
yang lebih penting lagi ialah kesuksesan di akhirat.
2.
Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia
dan akhirat, sedangkan ekonomi konvensional/modern semata-mata
kesejahteraan duniawi.
3.
Sumber utama ekonomi Islam adalah al-Quran dan al-Sunnah
atau ajaran Islam.
4.
Islam lebih menekankan pada konsep need daripada want
dalam menuju maslahah, karena need lebih bisa diukur daripada want. Menurut
Islam, manusia mesti mengendalikan dan mengarahkan want dan need sehingga dapat
membawa maslahah dan bukan madarat untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5.
Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam
ekonomi konvensional adalah untuk semata-mata mengutamakan keuntungan. Semua
tindakan ekonominya diarahkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika
tidak demikian justru dianggap tidak rasional. Lain halnya dengan ekonomi Islam
yang tidak hanya ingin mencapai keuntungan ekonomi tetapi juga mengharapkan
keuntungan rohani dan al-falah.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Sosialis dan Islam: [20]
Konsep
|
Kapitalis
|
Sosialis
|
Islam
|
Sumber
Kekayaan
|
Sumber kekayaan sangat langka
|
Sumber kekayaan sangat langka
|
Sumber kekayaan alam semesta dari Allah swt.
|
Kepemilikan
|
Setiap
pribadi dibebaskan untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya.
|
Sumber
kekayaan di dapat dari perberdayaan tenaga kerja (buruh)
|
Sumber
kekayaan yang kita miliki adalah titipan dari Allah swt.
|
Tujuan Gaya
Hidup Perorangan
|
Kepuasan pribadi
|
Kesetaraan penghasilan di antara kaum buruh
|
Untuk mencapai kemakmuran di dunia dan di akhirat.
|
Tabel di atas menerangkan 3 konsep sistem perekonomian
yaitu: Kapitalis, Islam dan Sosialis.
Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu
sangat langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja keras di mana setiap
pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan hidup
nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan.
Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas
dari ekonomi kapitalis. Keputusan yang diambil atas isu yang terjadi seputar
masalah ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang membawa masalah
tersebut ke level yang lebih atas.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai
kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan
kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang
halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success) dan Sa’ada Haqiqiyah
(kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat). Dalam Islam yang ingin
punya property atau perusahaan harus mendapatkannya dengan usaha yang keras
untuk mencapai yang namanya Islamic Legal Maxim, yaitu mencari keuntungan
yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip
syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak
ada nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber
kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh lewat pemberdayaan tenaga kerja
(buruh), di semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya. Dalam sistem
Sosialis, semua bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh negara. Tidak
terciptanya market (pasar) dan tidak terjadinya supply dan demand, karena
Negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyatnya secara merata.
Perumusan masalah dan keputusan di tangani langsung oleh negara.
E.
Islam dan Marxisme
Marxis
ialah bagian terpenting dari paham sosialis yang paling banyak menyebar dan
pengaruhnya tidak sedikit. Marxisme adalah sebuah
paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl
Marx.
Ekonom
Marxis tidak hanya bersandar sepenuhnya pada karya-karya Marx dan Marxis lain
yang telah dikenal secara luas saja, mereka menarik teori dari berbagai sumber,
baik Marxis maupun non-Marxis. Pandangan Marxisme ini mencakup ajaran Marx
mengenai materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya
dalam kehidupan sosial.
Menurut
asumsi dasar kaum marxisme yang pertama adalah ekonomi sebagai penentu atas
segalanya. Apapun bisa tercapai, asal ekonominya kuat. Hal ini dikarenakan
perekonomian adalah tempat eksploitasi dan perbedaan kelas.
Marxisme
dalam paradigma pemikiran mengedepankan masalah penyamarataan tentang ekonomi
antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin, tetapi konsep yang di bangun
Karl Marx cenderung mengarah kepada kediktatoran sosial, padahal manusia di
ciptakan dalam bentuk sosial maupun individu dalam realita kehidupan.
Gagasan
Karl Marx tentang penyamarataan merupakan sebuah pertarungan yang di paksakan,
sebab manusia mempunyai sebuah perbedaan. Sehingga bangunan filsafat Karl Marx
terbentur dengan sebuah realita dalam menerjemahkan sebuah kehidupan. Bahkan
bangunan filsafat marxisme cenderung sepihak tanpa menganalisa tentang sebuah
keberagaman.
Manusia
dalam realita kehidupan merupakan bentuk sebuah keberagaman. Sehingga manusia
tak dapat di samaratakan. Sebab Allah dalam menciptakan manusia dalam bentuk
perbedaan, tentu perbedaan melalui sebuah ekonomi, sosial, budaya, politik, dan
masih banyak lagi perbedaan yang lain. Namun Islam mengajarkan, bahwa antara
masyarakat kaya dengan masyarakat miskin harus saling berkesinambungan antara
satu dengan yang lain, bahwa masyarakat kaya berkewajiban membantu masyarakat
miskin melalui istilah zakat, sedekah dan masih banyak lagi istilah dalam Islam
tentang hubungan masyarakat kaya dengan masyarakat miskin.
Pandangan
Islam tentang marxisme, bahwa filsafat Marxisme terlalu kaku dalam
menerjemahkan tentang realita kehidupan, sebab Marxisme hanya mengambil sisi
penyamarataan belaka, tanpa melihat dari sisi yang lain, padahal kehidupan
mempunyai keberagaman nilai dalam fakta di lapangan.
Negara yang menganut Paham Marxisme, yaitu : Eropa Barat,
Uni Soviet. Tokoh- Tokoh Paham Marxisme: Karl Marx, Friedrich, Engels, Hegel, Stalin, Lenin.
Kelebihan
Marxisme: [21]
1.
Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh
pemerintah, baik dalam hal perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau
berbagai keburukan ekonomi lainnya.
2.
Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi
sesuai dengan perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan
lancar.
3.
Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4.
Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan
ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
5.
Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan
yang ada
Kekurangan
Marxisme: [22]
1.
Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah
untuk menyebarkan nilai – nilai komunis.
2.
Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab
segala kegiatan diatur oleh pusat.
3.
Sering terjadi monopoli yang merugikan
masyarakat
4.
Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam
memiliki sumber daya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem ekonomi adalah
suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan
seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi
terdiri atas unsur-unsur manusia dengan subjek; barang-barang ekonomi sebagai
objek; serta alat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan
ekonomi.
Secara umum sietem ekonomi yang
dikenal dunia ada 3, yaitu Sistem Ekonomi Kapitalis, Sistem Ekonomi Sosialis,
dan Sistem Ekonomi Islam.
Sistem Ekonomi Kapitalis adalah
sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang
untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, manjual
barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Sistem Ekonomi Sosialis adalah suatu
sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan
pemerintah.
Secara
sederhana bisa dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi
yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari keseluruhan
nilai tersebut sudah tentu Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas.
B.
Saran
1.
Sebaiknya kita memahami
lebih dalam mengenai sistem ekonomi, agar mengerti dan tidak salah paham dalam penerapannya.
2.
Setiap pihak yang
terlibat dalam perekonomian, janganlah mencampurkan antara satu sistem dengan
sistem lainnya, karena semua sistem memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Tapi sistem ekonomi islam jauh lebih sempurna dan efisien jika
diterapkan dalam perekonomian.
[1] Dumairy, Perekonomian
Indonesia (Jakarta: Erlangga, 1999), 29
[2] Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 1992), 19
[3]Ziah Maulidah, Perbandingan Ekonomi Islam dengan Ekonomi
Konvensional, dalam http://hidupberawaldari.blogspot.com/2012/10/perbandingan-ekonomi-islam-dengan.html (08 Oktober 2012), 05
[4] Depag, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah (Surabaya:
CV. Penerbit Fajar Mulya,1998), 546
[5] Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam,
dalam http://aganiah.blogspot.com/20 10/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html
(10 Mei 2010), 08
[6] Depag, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, 527
[7] Ibid, 83
[8] Ibid, 122
[9] Ibid, 601
[10] Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam,dalam http://aganiah.blogspot.com/20 10/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html
(10 Mei 2010), 08
[11]Ariswanto, Buku
Pintar Teori Ekonomi (Jakarta:
Aribu Matra Mandiri, 1997),70
[13] Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam,dalam http://aganiah.blogspot.com/20 10/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html
(10 Mei 2010), 08
[14] Ibid
[15] Ahmad Yanuana
Samantho, Islam, Marxisme dan persoalan
dalam http://ahmadsamantho. wordpress.com/2008/01/28/islam-marxisme-dan-persoalan/ (28 jan 2008), 08
[16] Muhammad Alimin, Etika
dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam (Yogyakarta: BPFE UGM, 2004),
32
[17] Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam,dalam http://aganiah.blogspot.com/20 10/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html
(10 Mei 2010), 08
[18] Ibid
[20] Eko Suprayitno, Ekonomi
Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 156-157
[21] Flazmy, Makalah Marxisme (Pengertian Marxisme)
dalam http://semogabermanfaat8.blogspot. com/2014/09/makalah-marxismepengertian-marxisme.html (14 September 2014), 08
[22] Ibid
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghany Ahmadi, Plus Minus Sistem Ekonomi Islam, dalam http://aganiah.blogspot.com/2010/05/plus-minus-sistem-ekonomi-islam-sebuah_10.html
(10 Mei 2010)
Ahmad Yanuana Samantho,
Islam, Marxisme dan persoalan dalam http://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/01/28/islam-marxisme-dan-persoalan/ (28 jan 2008)
Ariswanto, Buku
Pintar Teori Ekonomi,Jakarta,
Aribu Matra Mandiri, 1997
Depag, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Surabaya,
CV. Penerbit Fajar Mulya,1998
Dumairy, Perekonomian
Indonesia, Jakarta, Erlangga, 1999
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan
Konvensional, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005
Flazmy, Makalah Marxisme (Pengertian Marxisme)
dalam http://semogabermanfaat8.blogspot.com/2014/09/makalah-marxisme-pengertian-marxisme.html
(14 September 2014)
Heri
Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, Yogyakarta, Ekonosia, 2004
Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam,
Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 1992
Muhammad Alimin, Etika
dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta, BPFE UGM, 2004
Umer Chapra, The
Future of Economics, Jakarta, Gema Insani Press, 2001
Ziah Maulidah, Perbandingan Ekonomi Islam dengan Ekonomi
Konvensional, dalam http://hidupberawaldari.blogspot.com/2012/10/perbandingan-ekonomi-islam-dengan.html
(08 Oktober 2012)
0 komentar:
Posting Komentar