MAKALAH
PENGANTAR STUDI ISLAM
“PENDEKATA N FENOMENOLOGIS”
DOSEN PEMBIMBING
INDAH WAHYUNI, S.S., M.A.
KELOMPOK 7
Nur Lailiyatul Fitriyah
Qurrota A’yun
Ranu Krisandika
Rif’atin Aprlia
Rini Sumarni
Roismiah
Siti Masruroh
PRODI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha Sempurna, pencipta
dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu tentang
“Pendekatan Fenomenologis”. Dengan harapan semoga tugas ini bisa berguna dan
ada manfaatnya bagi kita semua. Amiin.
Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena
penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa
ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan
karunia dari –Nya.
Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin, namun
sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu
penulis mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam
lindungan-Nya.
Lamongan,
26 Desember 2013
|
||
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.................................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................................. 1
C.
Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Studi
Perbandingan Agama.............................................................................. 3
B.
Sejarah-sejarah
Agama...................................................................................... 6
C.
Ciri-ciri
Fenomenologi...................................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan....................................................................................................... 16
B.
Saran................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Agama adalah ekspresi simbolik yang bermacam-macam dan
juga merupakan respon seseorang terhadap sesuatu yang dipahami sebagai nilai
yang tidak terbatas. Ekspresi simbolik merupakan karakteristik utama dalam memahami
makna agama. Dengan demikian, tema pokok penelitian ilmiah terhadap agama
adalah fakta agama dan pengungkapannya atau dalam bahasa sederhananya upaya
menjadikan agama sebagai sasaran penelitian. Data-data yang digunakan diperoleh
melalui pengamatan terhadap kehidupan dan kebiasaan keagamaan manusia ketika
mengungkapkan sikap-sikap keagamaannya dalam tindakan-tindakan seperti doa,
ritual-ritual, konsep-konsep religiusnya, kepercayaan terhadap yang suci dan
sebagainya. Meskipun membicarakan hal yang sama, berbagai disiplin mengamati
dan meneliti dari aspek-aspek tertentu yang sesuai dengan tujuan dan
jangkauannya.
Penelitian
agama tidak cukup hanya bertumpu pada konsep agama (normatif) atau hanya
menggunakan model ilmu-ilmu sosial, melainkan keduanya saling menopang.
Peneliti yang sama sekali tidak memahami agama yang diteliti, akan mengalami
kesulitan karena realitas harus dipahami berdasarkan konsep agama yang
dipahami. Berangkat dari permasalahan tersebut, pendekatan-pendekatan
metodologis dalam studi atau kajian tentang agama secara terus menerus mendapat
perhatian cukup besar dari para intelektual agama. Dalam perkembangannya
kemudian dirumuskan berbagai pendekatan yang diadopsi atau berdasarkan
disiplin-disiplin keilmuan tertentu.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat
dirumuskan beberapa masalah yang dapat dijadikan bahan pembahasan dalam makalah
ini. Berikut adalah rumusan masalahnya:
1.
Bagaimana perbandingan studi agama ?
2.
Bagaimana sejarah-sejarah agama?
3.
Apa ciri-ciri pendekatan fenomenoligis?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui perbandingan studi agama.
2.
Untuk mengetahui sejarah-sejarah agama.
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri pendekatan
fenomenoligi.
BAB II
PENDEKATAN FENOMENOLOGIS
Fenomenologi agama secara etimologi adalah
penentuan kesimpulan berdasarkan fenomena yang ada.[1] Fenomenologi agama secara terminologi adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan
klasifikasi dan deskripsi fenomena
agama tanpa pengamatan metafisik.[2]
Fenomen (phenom) = obyek / apa yang
diamati
Fenomena (phenomena) = Hal-hal
(fakta atau peristiwa) yang dapat diamati oleh pancaindera (empirik)
Fenomenologi
= Cabang ilmu filsafat yang mempelajari fenomen
Fenomenologi
agama = Ilmu yang mempelajari agama sebagai suatu fakta atau peristiwa yang
dapat diamati secara obyektif dengan menggunakan analisa deskriftif.[3]
Fenomenologi
agama adalah aspek pengalaman keagamaan, dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena keagamaan secara konsisten dalam orientasi keimanan atau
kepercayaan objek yang diteliti. Pendekatan ini melihat agama sebagai komponen
yang berbeda dan dikaji secara hati-hati berdasarkan sebuah tradisi keagamaan
untuk mendapatkan pemahaman di dalamnya. Fenomenologi agama muncul dalam upaya
untuk menghindari pendekatan-pendekatan yang sempit, etnosentris dan normatif
dengan berupaya mendeskripsikan pengalaman-pengalaman agama dengan akurat.[4]
Fenomenologi agama sebagai sebuah kajian komparatif dimana cara kerjanya adalah
dengan mengklasifikasikan, menyusun tipe-tipe fenomena agama yang berbeda
secara sistematis.[5]
A.
Studi
Perbandingan Agama
Perbandingan agama (comparative
religions) sebagai sebuah cabang ilmu masih berusia muda. Pertama kali
diperhatikan oleh Max Muller (1823-1900) menjelang penghujung abad ke-19.
Sebelumnya, memang sudah ada dan sudah berlangsung penelitian yang dilakukan
oleh para sarjana Orientalis teradap satu per satu agama, tetapi masih bersifat
terpisah-piasah, dan umumnya bersifat subjektif, karena setiap agama agama itu
disoroti dari aspek keyakinan keagamaan yang dianut oleh pihak sarjana-sarjana
Orientalis itu sendiri. Cara ini lebih menonjolkan segi-segi negatif belaka,
bahkan sengaja dibuat negatif berdasarkan penafsiran-penafsiran subjektif dari
pihak sarjana-sarjana Orientalis itu sendiri. Cara ini lebih menonjolkan
segi-segi negatif berdasarkan penafsiran-penafsiran subjektif dari pahak
sarjana-sarjana Orientalis.
Namun demikian, Max Muller mulai
mengubah landasan penelitian yang sudah banyak berkembang tersebut. Ia
berbicara tentang suatu agama itu menurut apa adanya sepanjang kenyataan yang
ada didalam kitab suci tiap-tiap agama. Oleh sebab itu, Max Muller dipandang
sebagai pembangunan sebuah cabang ilmu baru yang disebut dengan perbandingan
agama (comparative religions).[6]
Langkah penelitian mengkuti kinerja-kerja Muller, bagi generasi berikutnya,
adalah apa yang dilakukan oleh Sigmund Freud (1856-1939), dan Carl Jung
(1875-1961).
Pandangan Freud didasarkan pada asumsi bahwa setiap
tindak-laku manusiawi itu atas libido, yakni hasrat berkelamin, karena ia
berpendapat bahwa “religion is the expression of neuroses, based on the
guilt intherent in repression of infantile sexual fantasies”, yakni “agama
itu adalah penjelmaan gangguan syaraf berdasarkan dosa diri yang membenam
disebabkan represi terhadap khayal seksual dimasa kanak-kanak.”[7]
Freud mendasarkan diri pada pendapat agama bahwa kehidupan agama yang paling
utama adalah menjadi biarawan dan biarawati tanpa kawin.
Sementara itu, Carl Jung berpendapat bahwa sebab bagi setiap
tindak-laku manusiawi itu terlatak pada kodrat-kodrat kejiwaan dibawah sadar.
Lebih lanjut, ia mengatakan : “religion represent the method mankind has
developed to live with those fears and frunstations which have been built into
our subconscious”, yakni, “agama itu penjelmaan tata cara yang dikembangkan
manusia untuk tata hidup disebabkan ketakutan-ketakutan dan
kekecewaan-kekecewaan yang membenam ke dalam bawah sadar”.[8]
Ø Islam dan Perbandingan Agama Lain
Perkembangan pendidikan dan kemajuan ilmu pengetahuan,
kesemuanya itu merubah pandangan dan pikiran orang Islam diseluruh dunia dan
sekaligus merupakan rennaisance orang Islam dalam lapangan ilmu pengetahuan,
penertiban, kehidupan agama dan sebagainya. Dengan perkembangan tersebut para
sarjana Islam memperbaharui polemik mereka terutama terhadap aktivitas misi
Kristen. Pada umumnya polemik-polemik yang diadakan oleh kaum Muslim merupakan
reaksi terhadap literatur-literatur yang diterbitkan oleh orang-orang Kristen.[9]
Sejarah hubungan antara Islam dan kristen telah melalui masa
yang panjang dan diliputi oleh suasana setempat. Isi polemik antara Islam dan
kristen pada umumnya meliputi permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
a.
Kristologi (Islam tidak menyinggung pribadi Yesus sebagai
kristus)
b.
Kenabian Muhammad SAW terutama mu’jizatnya
c.
Kedudukan Bybel sebagai wahyu
d.
Ajaran Paulus yang dogmatis
e.
Masalah Moral
Dalam kenyataannya materi politik antara abad pertengahan
dan abad dua puluh meliputi hal yang sama, namun sudah tentu terdapat pemikiran
baru yang terdapat dalam penerbitan mutakhir. Karena adanya pemikiran baru,
maka sekalipun pokok pembicaraan sama. Namun ada perobahan dalam interpretasi.
Dalam beberapa hal terdapat perhatian umat Islam terhadap penemuan baru. Adanya
penemuan baru tersebut dipergunakan oleh umat Islam untuk membahas kitab suci Kristen.
Dalam hal toleransi, Nabi Muhammad pernah memberi suri
tauladan yang sangat inspiring dihadapan para pengikutnya. Sejarah mencatat
bahwa nabi pernah dikucilkan dan bahkan diusir dari tanah Makkah. Beliau
terpaksa hijrah ke Madinah untuk beberapa lama dan kemudian kembali ke Makkah.
Peristiwa ini disebut dengan fatkhul Makkah. Dalam peristiwa yang penuh
kemenangan ini, Nabi tidak mengambil langkah balas dendam kepada orang-orang
yang telah mengusirnya.[10]
Dengan titik tolak pandangan tersebut umat Islam pada
tempatnya bersikap menghargai agama orang lain. Menghargai agama orang lain
tidak identik dengan pengakuan akan pengakuan kebaikan dan kebenaran agama
tersebut.
Ø Perbedaan islam degan agama-agama lain
Melalui lantaran Rosululloh SAW kita
dikabarkan tentang konsep ketuhanan yang Hak. Konsep ketuhanan yang meniadakan
sekutu bagi tuhan, atau dalam kata lain konsep tuhan Esa, tanpa menyandarkan
Tuhan dengan benda atau suatu apapun.
Berbeda dengan sistem ketuhanan
Agama yang lain. Sebagaimana yang bisa kita lihat pada Agama Hindu dan Budha
yang menyandarkan tuhan pada Arca dan Patung-patung.perbedaan juga terdapat
pada konsep ketuhanan mereka, sebab dalam Agama Hindu ternyata Dikenal dengan
istilah Trinitas, yang tertdiri dari Brahma sebagai Dewa pembantu, Wisnu
sebagai Dewa pemelihara dan Siwa sebagai dewa perusak.
Yang menjadi pertanyaan adalah,
ketika peraturan mereka akan memutuskan satu masalah. Berarti mereka harus
mengadakan rapat terlebih dahulu. Kalau dalam sidang ada Tuhan yang tidak
setuju, bagaimana?. Melihat tugas tuhan-tuhan tersebut, apa mungkin mereka
tidak berbeda pendapat. Atau dengan kata lain apakah para Tuhan tidak
bertengkar? Diantara Tuhan itu,yang mana yang paling awal? dan saya rasa
mungkin masih banyak pertanyaan yang tidak ada habisnya tentang konsep
ketuhanan mereka, yang seperti sangat dipaksakan.
Atau bisa dilihat pada Agama
kristen, Dalam Aqidah kristen sistem ketuhanan dikenal dengan istilah Trinitas,
perbedaan yang mendasar adalah kristen mengajarkan bahwa disurga tuhan Bapak,
mengakui adanya Tuhan anak dan Ruh kudus yang diberikan Malaikat Jibril kepada
Maryam. Sistem ini dinamakan Trinitas yang mengakui bahwa Tuhan ada tiga. Tuhan
Bapak,Tuhan Anak, Tuhan Ibu (Ruhul kudus).
Dengan adanya Tuhan Anak, mereka
beranggapan bahwa dosa-dosa yang dilakukan oleh Adam dapat ditebus dengan
penyalipan Nabi Isa. Hal itu berangkat dari kasus yang dilakukan Nabi Adam
ketika berada disurga, yang memakan buah khuldi (menurut satu pendapat) yang
dilarang Tuhan, karena itu penyaliban Yesus merupakan tanda penebusan dosa
manusia. Dalam hal ini, Roh kudus dianggap memiliki andil yang sangat besar
dalam usaha memperbaharui penebusan dosa. Dengan demikian kita semua tidak
berdosa atau sudah terbebas dari dosa. Sehingga dalam ajaran kristen jarang
sekali apa yang dinamakan neraka. Karena manusia dianggap bebas dari neraka.
Yang diartikan sebagai tempat orang yang melakukan dosa.
Sementara dalam ajaran Islam konsep
ini, jelas-jelas ditolak. Seorang Anak melakukan dosa, tidak akan turun kepada
orang tuanya atau sebaliknya, karena tidak ada yang sanggup menanggung dosa
seseorang walaupun terhadap keluarganya sendiri kecuali diri sendiri.
B.
Sejarah-Sejarah
Agama
Ø Sejarah Agama
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mendengar kata agama. Namun akan sedikit sulit mendefenisikan pengertian agama
itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar
ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada
kata yang paling sulit diberikan pengertian dan defenisi selain dari kata
agama.” [11]
Menurut Mukti Ali, terdapat tiga
argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statemen tersebut. Pertama
karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif. Kedua
barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional daripada
membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang
kuat dan yang ketiga konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh
tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama
adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum. Dalam memberikan defenisi
tersebut, para ahli menempuh beberapa cara; Pertama dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya
yang digunakan dalam arti yang sama. Kedua, analisis deskriptif,
menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat
tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu religi, al-din dan agama.
Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu
sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang
mengatakan al-din lebih luas pengertiannya daripada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan Tuhan saja sedangkan al-din
berisi hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia.
Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif)
hanya ditujukan kepada Islam saja.
Sedangkan pendapat yang mengatakan
ketiga kata diatas mempunyai makna sama seperti pendapat Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail.
Perbedaan hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis
agama berasal dari bahasa sanskerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa Melayu
(nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah,
agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus
ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara
sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukkan darimana,
bagaimana dan hendak kemana hidup manusia di dunia ini.
Religi berasal dari kata religie
(bahasa Belanda) atau religion (bahasa Inggris), masuk dalam
perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang Barat yang menjajah
bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya
kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan
manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta
norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari
kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa Arab yang berarti
undang-undang atau hukum yang harus ditunaikan oleh manusia dan mengabaikannya
berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapat hukuman
atau balasan jika ditinggalkan.
Dari etimologis ketiga kata di atas
maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi, din): (1)
merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan
kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera; (2) bahwa jalan hidup tersebut
berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap
sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati. (3)
aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan
berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Konsep din dalam Al-Qur’an
diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan
konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh
manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu Islam. Surat
Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada
siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din
sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah. Dalam surat As-Syura ayat 21 Din
juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau
yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah
sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep
syariat. Konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia
yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang
yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh Tuhan. Pada ayat
lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep
fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. [12]
Ø
Statistik Pemeluk Agama Di Dunia
Setiap agama pasti punya perbedaan
hidup dan pandangan. Perbedaan inilah yang sering membuat ketidak-rukunan antar
umat beragama. Masing-masing memaksakan agamanyalah yang paling benar. Namun
apabila kita mau saling menghargai satu sama lain mungkin hal ini bisa
dihindari. Salah satu hal yang paling mencolok pada saat ini adalah pemaksaan
agama lewat terorisme. Ya secara tidak langsung demikian, mereka melakukan
tindak terorisme karna kebencian mereka terhadap agama yang lain. Untuk
menghindari hal tersebut ada baiknya kita saling mengakui bahwa agama
mengajarkan kebaikan untuk sesama manusia bukan untuk menindas. Berikut ini
adalah agama terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk saling menghancurkan
apabila satu sama lain tidak dapat menghargai agama yang lain.
Berikut ini agama terbesar yang
dianut oleh 7 milyar manusia di atas bumi ini:
1.
Kristen
(2.1 milyar)
Agama Kristen adalah sebuah
kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan
Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan
dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari
dosa.
2.
Islam
(1.5 milyar)
Pengikut ajaran Islam dikenal dengan
sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau
lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.
Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para
nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad
adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
3.
Agnostic/
agama yang berpandangan bahwa Tuhan tidak dapat diketahui (1.1 milyar)
Agnostisisme adalah suatu pandangan
filosofis bahwa suatu nilai kebenaran dari suatu klaim tertentu yang umumnya
berkaitan dengan teologi, metafisika, keberadaan Tuhan, dewa, dan lainnya yang
tidak dapat diketahui dengan akal pikiran manusia yang terbatas. Seorang
agnostik mengatakan bahwa adalah tidak mungkin untuk dapat mengetahui secara
definitif pengetahuan tentang "Yang-Mutlak"; atau , dapat dikatakan
juga, bahwa walaupun perasaan secara subyektif dimungkinkan, namun secara
obyektif pada dasarnya mereka tidak memiliki informasi yang dapat
diverifikasi.
4.
Hindu
(1 milyar)
Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana
Dharma "Kebenaran Abadi"), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan
Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama
ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan
bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM.
5.
Chinese
traditional/Tionghoa (400 juta)
Kepercayaan tradisional Tionghoa
ialah tradisi kepercayaan rakyat yang dipercayai oleh kebanyakan bangsa
Tionghoa dari suku Han. Kepercayaan ini tidak mempunyai kitab suci resmi dan
sering merupakan sinkretisme antara beberapa kepercayaan atau filsafat antara
lain Buddhisme, Konfusianisme dan Taoisme. Kepercayaan tradisional Tionghoa ini
juga mengutamakan lokalisme seperti dapat dilihat pada penghormatan pada datuk
di kalangan Tionghoa di Sumatera sebagai pengaruh dari kebudayaan Melayu.
6.
Buddha
(380 juta)
Buddha (Sanskerta: berarti. Mereka
yang Sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sanskerta:
"Budh", untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu yang
menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang
kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk
Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap "Buddha
bagi waktu ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh
bagi manusia yang telah sadar.
7.
Indigenious
(300 juta)
Indigenious adalah orang-orang,
komunitas, dan bangsa yang asli di daerah tertentu. Banyak adat budaya
merupakan minoritas yang menonjol dalam masyarakat mayoritas-budaya
kebarat-baratan, dan mereka biasanya bermaksud menuju melestarikan,
menghidupkan, dan meningkatkan kohesi dan keunikan nilai-nilai tradisional
mereka sosial dan adat istiadat, bersama dengan upaya sungguh-sungguh untuk
mengirimkan pengetahuan ini untuk generasi mendatang Beberapa formulasi
diterima secara luas,. Namun, yang berusaha untuk mendefinisikan berbagai
istilah masyarakat adat telah dikemukakan oleh beberapa organisasi terkemuka
dan diakui secara internasional lainnya, seperti Organisasi Perburuhan
Internasional dan Bank Dunia.
8.
African
traditional (100 juta)
Agama-agama tradisional Afrika
adalah istilah yang merujuk pada berbagai agama adat untuk benua Afrika.
9.
Sikh (25 juta)
Sikhisme (bahasa Punjabi) adalah
salah satu agama terbesar di dunia. Agama ini berkembang terutamanya pada abad
ke-16 dan 17 di India. Kata Sikhisme berasal dari kata Sikh, yang berarti
"murid" atau "pelajar".
Kepercayaan-kepercayaan utama dalam
Sikhisme adalah: Percaya dalam satu Tuhan yang pantheistik. Kalimat pembuka
dalam naskah-naskah Sikh hanya sepanjang dua kata, dan mencerminkan kepercayaan
dasar seluruh umat yang taat pada ajaran-ajaran dalam Sikhisme: Ek Onkar (Satu
Tuhan). Ajaran Sepuluh Guru Sikh (serta para cendekiawan Muslim dan Hindu yang
diterima) dapat ditemukan dalam Guru Granth Sahib.
10.
Yahudi
( 20 juta(13 juta di tahun 2002)
Yahudi adalah istilah yang merujuk
kepada sebuah agama atau suku bangsa. Sebagai agama, istilah ini merujuk kepada
umat yang beragama Yahudi. Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada
keturunan Eber (Kejadian 10:21) atau Yakub, anak Ishak, anak Abraham (Ibrahim)
dan Sarah. Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi
beridentitas Yahudi dari segi tradisi.
Agama Yahudi adalah kombinasi antara
agama dan suku bangsa. Agama Yahudi dibahas lebih lanjut dalam pembahasan agama
Yahudi; pembahasan ini hanya membahas dari segi suku bangsa saja. Kepercayaan
semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi. Di
samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak
menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Tetapi, definisi Yahudi
undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang
lain.
Ø
Agama-agama Yang Ada Di Indonesia
Agama di
Indonesia - Agama adalah satu prinsip kepercayaan kepada Tuhan yang
harus di miliki setiap manusia, karena dengan beragama manusia bisa mengenal
dirinya dan Tuhannya, dan dengan beragama manusia bisa tahu hak dan
kewajibannya sebagi makhluk yang di ciptakan Tuhan.
Agama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau
sebutan lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan tersebut.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta
āgama yang berarti "tradisi" -ada juga secara harfiah
yang mengartikan a=tidak dan gama=bebas, yang berarti
ketidakbebasan karena peratuan-. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep
ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali".
Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Menurut UUD 1945 Pasal 29 ayat:
1.
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.
2.
Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Di
Indonesia banyak di kenal bermacam-macam kepercayaan atau Agama, akan tetapi
Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1965 Tentang
Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, Agama yang
diakui di Indonesia adalah :
1.
Islam
2.
Kristen Protestan
3.
Kristen Katolik
4.
Hindu
5.
Buddha
6.
Kong Hu Cu (Confusius)
a.
Islam
Islam adalah Agama yang mengimani
satu tuhan, Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna. Islam
terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab): "Sin", "Lam",
dan "Mim". Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf
dasar yang sama dengan "Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam.
Islam secara
bahasa adalah : Islamul wajh (menundukkan wajah), Al istislam
(berserah diri), As salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan
sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap,
atau taddaruj).
Secara istilah, Islam berarti wahyu
Allah, diin para nabi dan rasul, pedoman hidup manusia, hukum-hukum Allah yang
ada di dalam Al Qur'an dan As Sunnah, dan dia merupakan jalan yang lurus, untuk
keselamatan dunia dan akhirat.
·
Nama kitab suci Agama Islam :
Al-Qur'an.
·
Nama pembawa Ajarannya : Nabi
Muhammad SAW
·
Permulaan : Kurang/lebih 1400 tahun
lalu.
·
Nama tempat peribadatan : Masjid.
·
Hari besar keagamaan : Muharram,
Asyura, Maulud Nabi, Isra' Mi'raj, Nuzulul Qur' an, Idul Fitri, Idul Adha, dan
Tahun Baru Hijriah.
b.
Kristen
Protestan dan Katolik
Kristen adalah
sebuah kepercayaan yang berdasarkan pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan
kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama kristen ini meyakini Yesus
Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang
menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka
adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di
Antiokia.
Protestan adalah sebuah mazhab dalam
agama Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther
pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya.
Kata Protestan sendiri
diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja
Katolik.
Kata Katolik sebenarnya
bermakna "universal" atau "keseluruhan" atau
"umum" (dari ajektiva Bahasa Yunani (katholikos) yang menggambarkan
sifat gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus.
·
Nama kitab suci Kristen Protestan
dan Katolik : Injil.
·
Nama pembawa Ajaranya : Isa / Yesus
Kristus.
·
Permulaan : Kurang/lebih 2.000 tahun
lalu.
·
Nama tempat peribadatan : Gereja.
·
Hari besar keagamaan : Natal, Jumat
Agung, Paskah, Kenaikan Isa Almasih, dan Pantekosta.
c.
Hindu
Agama Hindu adalah agama tertua di
dunia yang masih bertahan hingga kini, Hindu dalam Bahasa Sanskerta artinya : Sanatana
Dharma "Kebenaran Abadi", dan Vaidika-Dharma (Pengetahuan
Kebenaran). Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India.
Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan
kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun
3102 SM sampai 1300 SM.
·
Nama kitab suci Hindu : Weda
·
Nama pembawa Ajaran: -
·
Permulaan : Masa prasejarah.
·
Nama tempat peribadatan : Pura.
·
Hari besar keagamaan : Nyepi,
Saraswati, Pagerwesi, Galungan, dan Kuningan.
d.
Buddha
Buddha
dalam Bahasa Sansekerta adalah : Mereka yang Sadar, Yang mencapai pencerahan
sejati. dari perkataan Sansekerta: "Budh", untuk mengetahui, Buddha
merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh untuk memajukan
diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, sering
digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha
dianggap "Buddha bagi waktu ini". Dalam penggunaan lain, ia merupakan
tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.
Penganut Buddha tidak menganggap
Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara
teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau Dhamma (yang bermaksud:
Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan
jalan benar kepada kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas karma yang bagus
(tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir
ditinggalkan).
·
Nama kitab suci Buddha : Tri Pitaka.
·
Nama pembawa Ajarannya : Sidharta
Gautama.
·
Permulaan : Kurang/lebih 2.500 tahun
lalu.
·
Nama tempat peribadatan : Vihara.
·
Hari besar keagamaan : Waisak dan
Katina.
e.
Kong
Hu Cu
Kong Hu Cu
atau Konfusius, adalah seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan
juga filsuf sosial Tiongkok, terkadang sering hanya disebut Kongcu (Hanzi,
hanyu pinyin: Kongfuzi, Kongzi) (551 SM - 479 SM). Falsafahnya mementingkan
moralitas pribadi dan pemerintahan dan menjadi populer karena asasnya yang kuat
terhadap sifat-sifat tradisonal Tionghoa. Oleh para pemeluk agama Kong Hu Cu,
ia diakui sebagai nabi.
·
Nama Kitab suci Kong Hu Cu : -
·
Nama Pembawa Ajarannya : Kong Hu Cu
·
Permulaan : -
·
Nama Tempat Ibadahnya :
Klenteng/Vihara
·
Hari besar Keagamaannya : Sembayang
kepada arwah leluhur, Tahun Baru Imlek, Ca Go Mek, Twan Yang, Twan Yang, Hari
Tangcik / Sembayang Ronde dll.
C.
Ciri-Ciri
Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan fenomenologi dalam penilitian bidang
kajian islam dipahami sebagai sikap seorang peneliti untuk menempatkan sikap
empati terhadap islam dan umatnya. Subjektivitas menjadi tantangan bagi peneliti
dengan pendekatan fenomenologis. Karena seorang peneliti harus menempatkan
islam berdasarkan apa yang dipahami oleh umatnya, bukan berdasarkan prasangka
apalagi berdasarkan pemahaman peneliti yang bersumber dari ajaran agama non
islam. Oleh karena itu, untuk mengetahui berprosesnya pendekatan fenomenologi,
kita harus mengetahui ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Epoche
Pengkajian
terhadap keyakinan agama-agama di dunia ini, sebagaimana disarankan oleh para
ahli perbandingan agama, harus dilakukan
dengan sikap empati. Artinya, pengkaji hendaknya tidak memiliki tendensi untuk
membela keyakinan, ajaran, dan doktrin agama tertentu, melainkan dengan cara
membiarkan bagaimana keyakinan, doktrin dan ajaran agama itu dipahami oleh para
pemeluknya.
Sehingga,
kewajiban peneliti atau pengkaji adalah sekedar memberikan elaborasi atau
penjelasan terhadap apa saja yang dipahami oleh penganut agama itu sendiri.
Analisis
terhadap hasil kajian ini dapat dilakukan oleh para pengkaji sepanjang tidak
menyangkut pemahaman keyakinan, dogma, doktrin dan ajaran agama yang dipahami
oleh pemeluknya. Analisis fenomena dapat dilakukan oleh pengkaji hanya
menyangkut peran dan fungsi agama dalam pembentukan realitas sosial. Peneliti
di sini harus melakukan pendekatan emic, artinya penelitian tidak berusaha
menafsirkan fenomena yang dilihat berdasarkan pengetahuan sebelumnya, namun ia
harus berusaha memberikan deskripsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari
objek penelitian, yaitu komunitas penganut agama.
b.
Taxonomic Scheme Of Religion
Berbicara
persoalan yang muncul dalam pembahasan mengenai agama-agama besar di dunia ini
akan banyak tantangan dan hambatan. Dalam pembahasan tentang keyakinan
agama-agama besar di dunia ini bukan pada aspek perbedaan-perbedaan yang
ditonjolkan, namun harus sebaliknya, yang selayaknya ditonjolkan adalah aspek
persamaan-persamaan yang ada di dalamnya. Kesamaan-kesamaan dari ajaran
doktrin, dan keyakinan dari agama-agama inilah yang disebut taxonomic scheme of
religion. Nilai-nilai kesamaan dapat dijadikan sebagia modal untuk saling
memahami ajaran agama-agama yang ada, sehingga seorang orientalisk tidaklah
beralasan untuk bersikap sinis terhadap islam, misalnya, karena perbedaan yang
ada dengan agama yang diyakininya.[13]
Upaya
memperkecil untuk menonjolkan perbedaan ajaran-ajaran agama yang dianut oleh
umat manusia. Di Eropa, misalnya, problem utamanya adalah karena Eropa merupakan
masyarakat sekuler yang masih mengakui agama. Namun, dalam realitas sosial,
mereka memiliki perbedaan yang beragam dalam memaknai keberagamaan itu sendiri.
Dalam memahami konsep tuhan, masyarakat Eropa berbeda dengan masyarakat Asia.
Memperhatikan kondisi seperti itu, Joachim Wach
terdorong untuk memahami atau lebih tepatnya untuk saling memahami berbagai
doktrin agama. Wach berusaha menjelaskan konsepsinya tentang hakikat dan tugas
ilmu agama pada muridnya. Kendatipun demikian, Wach juga mengakui adanya
berbagai macam kesulitan dalam membina Religions wissenschaft di Amerika.[14]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fenomenologi agama adalah aspek
pengalaman keagamaan, dengan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena
keagamaan secara konsisten dalam orientasi keimanan atau kepercayaan objek yang
diteliti.
Masyarakat yang tidak beragama
berada pada peringkat ketiga dengan jumlah persentase 16 persen dari
keseluruhan penduduk dunia. Yang menarik adalah setengah dari kelompok ini
percaya kepada Tuhan namun tidak mengikuti agama tertentu. Agama Yahudi yang
jumlah pemeluknya memiliki persentase 0,22 % dari jumlah penduduk dunia berada
pada peringkat terakhir dalam daftar agama-agama resmi dunia.
Walaupun di barat gereja-gereja yang
tinggi menjulang banyak dibangun untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Kristiani,
namun saat ini perkembangan agama Islamlah yang mengalami kemajuan pesat dan
perselisihan serta perbedaan yang ada di tengah umat Islam pun semakin
berkurang dibanding dengan agama-agama lain. Dengan mengingat segala
permasalahan ekonomi dan berbagai problem lainnya yang terjadi pada
negara-negara Islam, agama ini mampu berada pada peringkat kedua dalam daftar
agama dengan jumlah penganut terbanyak.
Berdasarkan laporan situs Baztab Iran, hasil survei memperlihatkan agama Kristen menguasai 33 persen masyarakat dunia namun mereka mengalami perpecahan yang lebih besar dan lebih prinsipal dibanding agama-agama lainnya.
Berdasarkan laporan situs Baztab Iran, hasil survei memperlihatkan agama Kristen menguasai 33 persen masyarakat dunia namun mereka mengalami perpecahan yang lebih besar dan lebih prinsipal dibanding agama-agama lainnya.
Agama Kristen sekarang terpecah
menjadi berbagai macam aliran yang berbeda-beda seperti Katolik, Protestan,
Ortodoks timur, Anglikan, Evangelis, Pantekosta dan lain sebagainya.
Islam yang dipeluk oleh sekitar 21 persen dari penduduk dunia termasuk Suni, Syi’ah dan beberapa mazhab lainnya menempati agama kedua dengan penganut terbanyak setelah agama Kristen.
Islam yang dipeluk oleh sekitar 21 persen dari penduduk dunia termasuk Suni, Syi’ah dan beberapa mazhab lainnya menempati agama kedua dengan penganut terbanyak setelah agama Kristen.
Orang-orang yang tidak beragama
berada pada peringkat ketiga dengan persentase 16 persen dari jumlah penduduk
dunia, termasuk di antaranya mereka yang tidak percaya kepada Tuhan,
orang-orang sekuler dan yang menyembunyikan keyakinannya. Yang menarik adalah
setengah dari mereka ternyata percaya kepada Tuhan walaupun tidak meyakini
agama mana pun.
Agama Hindu berada pada peringkat keempat dengan jumlah pengikut sebanyak 14 persen dari jumlah penduduk dunia. Diikuti agama Buddha, agama tradisional Cina dan kepercayaan-kepercayaan tradisional masyarakat Afrika yang masing-masing memiliki jumlah persentase sebanyak 6 persen.
Agama Hindu berada pada peringkat keempat dengan jumlah pengikut sebanyak 14 persen dari jumlah penduduk dunia. Diikuti agama Buddha, agama tradisional Cina dan kepercayaan-kepercayaan tradisional masyarakat Afrika yang masing-masing memiliki jumlah persentase sebanyak 6 persen.
Agama Sikh dengan 0,36 persen
komunitasnya menempati peringkat berikutnya dan Yahudi ternyata menempati
peringkat paling akhir dari daftar agama-agama dunia menurut jumlah
pengikutnya.
B.
Saran
1.
Kita
sebagai manusia yang beragama hendaknya saling menghomati dan tidak menghina
agama lain.
2.
Semua agama didunia ini mengajarkan jalan kebenaran serta kebaikan
untuk umatnya namun tergantung dari umatnya bagaimana caranya melaksanakan atau
menjalankan perintah-NYA, sehingga kita tidak seharusnya untuk berprasangka
buruk pada agama lain.
3.
Agama bukan untuk diperdebatkan akan tetapi untuk dipahami dan
dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2011. Agama di Indonesia. (http://lamanbaca.blogspot.com/2011/08/agama-di-indonesia.html diakses tanggal 10 desember 2013)
Dahlan, Muhammad., Dkk. 2003.
Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelektual. Surabaya: Target Press.
Erricker, Clive. “Pendekatan Fenomenologis” dalam Peter Connolly
(ed.) Aneka Pendekatan Studi Agama terj. Imam Khoiri. 2009. Yogyakarta:
LkiS.
Narapralaya, Angel. 2011. Agama-agama di Dunia. (http://www.angelfire.com/il/Nalapralaya/ AGAMAAGAMADIDUNIA.htm diakses pada 09 desember 2013)
Sugianto, Arif. 2011. Sejarah Agama. (http://ariefsugianto503.blogspot.com/2011/05/sejarah-agama.html diakses pada 09 desember 2013)
Sou’yb, Joesoef. 1996. Agama-Agama Besar Di Dunia, Jakarta :
Al-Husna Zikra.
Siregar, A. 1990. Kamus Lengkap Indonesia Inggris. Jakarta:
PT. Aksara Bina Cendekia.
[3] Rita Christina Maukar, Fenomenologi Agama PPT
(http://www.google.com
diakses 24 Desember 2011), 1
[4] Clive Erricker, “Pendekatan Fenomenologis”
dalam Peter Connolly (ed.) Aneka Pendekatan Studi Agama terj. Imam
Khoiri, (Yogyakarta: LkiS, 2009), 110
[6] Joesoef Sou’yb, agama-agama Besar di Dunia, Jakarta : Al-Husna
Zikra, 1996, 13-14
[7] Ibid., 17.
[8] Ibid.
[9] Abud, Abdu Al-Ghny, Aqidah Islam –Vs – ideologi modern, (Ponorogo:
Tri Murti Press, 1992). 31-34.
[10] Hakim, Atang Abd. dan Jaih Mubaroh, Metodologi Studi Islam,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999). 51-53.
[13] Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam,(Bandung: Pustaka
Setia,2008), 158.
[14] Ibid, 160.
1 komentar:
Sippppppp....
Posting Komentar