Pages

Tampilkan postingan dengan label Quiz. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Quiz. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 September 2016

Dari berbagai macam instrumen kebjakan moneter, manakah yang paling manjur dalam mengatasi permasalahan ekonomi? Mengapa?

Dari berbagai macam instrumen kebjakan moneter, manakah yang paling manjur dalam mengatasi permasalahan ekonomi? Mengapa?



Jawab :
Nama     : Rif’atin Aprilia
NIM      : 2013 0232 9053

Berdasarkan jenis instrumen kebijakan Moneter, maka menurut saya yang paling ampuh dalam mengatasi permasalahan ekonomi adalah instrumen Kebijakan Moneter Kuantitatif yang merupakan kebijakan moneter yang bertujuan untuk mempengaruhi penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian dengan menggunakan instrument terukur seperti Open Market Operation (OMO), Discount Rate (DR) dan Reserve Requirement (RR).

Kebijakan moneter kuantitatif ini sifatnya lebih terukur dan terarah dibanding kebijakan moneter kualitatif.
Misalnya arah kebijakannya adalah untuk mengurangi JUB,  dengan kebijakan OMO yakni misal dengan menaikkan suku bunga SBI, maka hal tersebut akan direspon positif. Artinya, perbankan harus segera merespon kenaikan rSBI agar perbankan tidak kehilangan nasabah karena beralih ke SBI yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dan memiliki jaminan resiko jadi perbankan akan membeli surat berharga dari bank sentral yang kemudian cadangan bank-bank akan berkurang sehingga kemampuan bank-bank memberi pinjaman menurun dan JUB akan berkurang. Atau kebijakan DR yakni dengan memberikan tingkat diskonto yang lebih tinggi, maka perbankan akan mengurangi permintaan kredit dari bank sentral yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan perbankan memberikan pinjaman, akibatnya JUB berkurang. Begitupun dengan kebijakan RR.
Jadi dengan instrument kebijakan moneter kuantitatif itu arah kebijakannya lebih mudah ditangkap oleh para pelaku ekonomi.

Sedangkan instrument kebijakan moneter kualitatif itu tergantung pada para pelaku yang diberi himbauan/arahan. Karena hanya bersifat himbauan maka hasilnya akan ada yang mengikuti dan ada yang menolak untuk mengikuti. Dan jika hasilnya lebih banyak yang menolak, maka hal tersebut akan bertolak belakang dengan tujuan kebijakan tersebut. Misalnya tujuannya adalah untuk mengurangi JUB yakni dengan menghimbau agar berhati-hati dalam menyalurkan kredit, dan jika hasilnya banyak perbankan yang malah banyak menyalurkan kredit maka hal tersebut akan menambah JUB.

Jadi menurut saya yang paling ampuh dalam mengatasi permasalahan ekonomi adalah instrumen Kebijakan Moneter Kuantitatif.

Instrumen Kebijakan Moneter Kualitatif disini saya katakan kurang ampuh dibanding instrumen Kebijakan Moneter Kuantitatif bukan berarti instrumen kebijakan moneter kualitatif tidak usah digunakan atau tidak perlu digunakan, melainkan tetap dapat digunakan, karna semua kebijakan mempunyai peran dan pengaruhnya masing-masing.


------------ # -----------

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Senin, 29 Agustus 2016

Samakah Moneter dengan Uang? Atau fiskal dengan Pajak? Mengapa?

Samakah Moneter dengan Uang? Atau fiskal dengan Pajak? Mengapa?



Jawab:
Nama     : Rif’atin Aprilia
NIM      : 2013 0232 9053

Moneter = Uang ?
Moneter ≠ uang tapi Moneter ßà Uang
Secara definisi moneter dan uang itu tidak sama. Moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank Sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat bunga dalam tingkat yang wajar dan aman. Sedangkan uang adalah alat yang digunakan sebagai alat tukar. Tetapi bukan berarti tidak sama itu tidak memiliki hubungan.
Moneter dan uang saling berhubungan satu sama lain, dimana moneter ada untuk mengatur jumlah Uang beredar dan dengan adanya uang yang beredar maka moneter itu dibutuhkan.

Fiskal = Pajak ?
Fiskal ≠ Pajak dan Fiskal tidak hanya berhubungan dengan Pajak.
Secara definisi fiskal dan pajak itu tidak sama. Fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja negara yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Dan pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.
Begitu juga dalam hubungan, disini pajak memang berhubungan dengan fiskal, tapi Fiskal tidak hanya berhubungan dengan Pajak. Kebijakan fiskal bukan semata-mata kebijakan dibidang perpajakan, akan tetapi menyangkut bagaimana mengolah pemasukan dan pengeluaran negara dalam mempengaruhi jalannya perekonomian.


--------- # --------

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin ApriliaRifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Minggu, 28 Agustus 2016

Manakah dari Kebijakan Makro Ekonomi (Fiskal dan atau Moneter) yang lebih dahulu diterapkan? Mengapa?

Manakah dari Kebijakan Makro Ekonomi (Fiskal dan atau Moneter) yang lebih dahulu diterapkan? Mengapa?



Jawab :
Nama     : Rif’atin Aprilia

NIM      : 2013 0232 9053

Tujuan kebijakan fiskal lebih difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tetapi mendorong pertumbuhan ekonomi yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya defisit fiskal yang dapat membahayakan stabilitas ekonomi makro.
Tujuan kebijakan moneter lebih difokuskan pada stabilitas harga.
Segala kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, akan menciptakan inflasi sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi riil dalam jangka panjang. Kebijakan moneter mempunyai tenggang waktu dalam mempengaruhi variabel ekonomi, sehingga menuntut kebijakan moneter yang forward looking (melihat ke depan) dan kestabilan harga dapat mendorong terciptanya iklim ekonomi yang lebih baik karena mengurangi laju inflasi.
Penetapan stabilitas harga akan mendorong kesinambungan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang

Jadi dalam jangka pendek, akan ada konflik antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Jika Bank Sentral hendak mencapai stabilitas harga, maka kebijakan fiskal harus berjuang untuk menekan permintaan agregat dan meningkatkan peningkatan output.
Sedangkan dalam jangka panjang, kebijakan moneter dapat mencapai kestabilan harga (inflasi) tanpa bertentangan dengan kebijakan fiskal.
Jadi, pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal yang cocok dan sesuai yang dibutuhkan negara saat itu. Pada situasi tersebut, tidak diperlukannya adanya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter.

Tetapi dalam menghadapi masalah inflasi dan masalah output, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal lebih bermafaat, dibandingkan tanpa koordinasi, dalam rangka mengurangi kerugian yang ditimbulkan.
Apabila otoritas fiskal berusaha keras untuk mempengaruhi permintaan agregat dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan yang diinginkan sedangkan otoritas moneter berusaha keras juga menyerap stimulus fiskal tersebut dalam rangka mencapai target inflasi yang diinginkan, maka konflik ini tidak memberikan hasil yang optimal kecuali kedua kebijakan tersebut berkoordinasi.


Kebijakan koordinasi (gabungan) lebih efektif daripada kebijakan yang diambil sendiri-sendiri.
--- # ----
Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia - Danial Syafiq ArifsyRifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia - Danial Syafiq Arifsy

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia - Abdullah Ukasa

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia




 
Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates