Manakah dari Kebijakan Makro Ekonomi
(Fiskal dan atau Moneter) yang lebih dahulu diterapkan? Mengapa?
Jawab
:
Nama : Rif’atin Aprilia
NIM : 2013 0232 9053
Tujuan kebijakan moneter lebih difokuskan pada stabilitas harga.
Segala kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka
pendek, akan menciptakan inflasi sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi riil dalam jangka panjang. Kebijakan moneter mempunyai tenggang waktu
dalam mempengaruhi variabel ekonomi, sehingga menuntut kebijakan moneter yang forward
looking (melihat ke depan) dan
kestabilan harga dapat mendorong terciptanya iklim ekonomi yang lebih
baik karena mengurangi laju inflasi.
Penetapan stabilitas harga akan mendorong kesinambungan
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
Jadi
dalam jangka pendek, akan ada konflik antara kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal. Jika Bank Sentral hendak mencapai stabilitas harga, maka kebijakan
fiskal harus berjuang untuk menekan permintaan agregat dan meningkatkan
peningkatan output.
Sedangkan
dalam jangka panjang, kebijakan moneter dapat mencapai kestabilan harga
(inflasi) tanpa bertentangan dengan kebijakan fiskal.
Jadi,
pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal yang cocok dan sesuai yang
dibutuhkan negara saat itu. Pada situasi tersebut, tidak diperlukannya adanya
koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter.
Tetapi
dalam menghadapi masalah inflasi dan masalah output,
koordinasi kebijakan moneter dan fiskal lebih bermafaat, dibandingkan tanpa
koordinasi, dalam rangka mengurangi kerugian yang ditimbulkan.
Apabila otoritas fiskal berusaha keras untuk mempengaruhi
permintaan agregat dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi dan distribusi
pendapatan yang diinginkan sedangkan otoritas moneter berusaha keras juga
menyerap stimulus fiskal tersebut dalam rangka mencapai target inflasi yang
diinginkan, maka konflik ini tidak memberikan hasil yang optimal kecuali kedua
kebijakan tersebut berkoordinasi.
0 komentar:
Posting Komentar