Pages

Kamis, 05 Mei 2016

Makalah Inflasi dan Deflasi




MAKALAH EKONOMI MONETER TENTANG INFLASI DAN DEFLASI



MAKALAH
EKONOMI MONETER
Inflasi dan Deflasi

DosenPembimbing :
Muhammad Afif, S.E.I.







Oleh:
Ana Rahmatun Nadhifah
Miftahul Maghfiroh
Rif’atinAprilia
Ranu Krisandika Putra


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2016




KATA PENGANTAR


   Segalapuji bagi Allah SWT.dzat yang MahaSempurna, MahaPenciptadanMahaPenguasasegalanya, karenahanyadenganridho-NyapenulisdapatmenyelesaikantugasMakalahinisesuaidenganapa yang diharapkanyaitutentang “Inflasi dan Deflasi”. Makalahinisengajadisusununtukmemenuhitugasmatakuliah“Ekonomi Moneter”.
Tidaklupapenulis sampaikanbanyakterimakasihkepadasemuapihak yang turutberpartisipasidalam proses penyusunantugasini, karenapenulissadarsebagaimakhluksosialpenulistidakbisaberbuatbanyaktanpaadainteraksidengan orang lain dantanpaadanyabimbingan, sertarahmatdankaruniadari–Nya.
Penulisberharap agar mahasiswakhususnya, danumumnyadariparapembacadapatmemberikankritik yang positifdan saran untukkesempurnaanMakalahini.




Lamongan, 03Maret 2016







Penulis




DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I        PENDAHULUAN
A.           LatarBelakangMasalah............................................................ 1
B.           RumusanMasalah..................................................................... 2
C.           TujuanPenulisan....................................................................... 2
BAB II       PEMBAHASAN
A.           PengertianInflasi dan Deflasi.................................................. 3
B.           Jenis-Jenis Inflasi dan Deflasi................................................. 4
C.           Sebab-Sebab terjadinya Inflasi dan Deflasi ........................... 6
D.           Metode Perhitungan Inflasi..................................................... 7
E.            Cara Mengatasi Inflasi ............................................................ 10
BAB III     PENUTUP
A.           Kesimpulan.............................................................................. 13
B.           Saran ....................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15




DAFTAR GAMBAR


Gambar 1.1 Diagram Data inflasi dari oktober 2014 s.d september 2015 .......... 3
Gambar 1.2 Kurva Demand Pull Inflation ......................................................... 5
Gambar 1.3 Kurva Cost Push Inflation .............................................................. 5




BAB I
PENDAHULUAN


A.          Latar Belakang
Inflasi dan deflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi maupun deflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang.
Keberadaan permasalahan inflasi dan deflasi serta tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter. Lebih dari itu, ada kecendrungan inflasi dan deflasi dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi. Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi maupun deflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat. Fenomena deflasi di negara-negara maju membawa kekhawatiran tertentu terhadap kinerja perekonomian dunia. Jepang membuktikan, deflasi menyebabkan kredit macet raksasa di sektor perbankan.
Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, begitu pula dengan deflasi. Inflasi dan Deflasi merupakan bagian dari masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah, maupun masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya inflasi dan deflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan. Pada makalah ini akan kami akan membahas mengenai “Inflasi dan Deflasi”.
B.           Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan hal-hal apa saja yang akan dikaji oleh penulis. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.            Apa pengertian dari Inflasi dan Deflasi?
2.            Apa saja Jenis-Jenis dari Inflasi dan Deflasi?
3.            Apa saja Sebab-Sebab terjadinya Inflasi dan Deflasi
4.            Bagaimana Metode yang digunakan dalam Perhitungan Inflasi?
5.            Bagaimana Cara Mengatasi Inflasi maupun Deflasi?

C.          Tujuan Penulisan
Tujuan dari dilakukannya penulisan makalah ini selain sebagai tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter juga sebagai berikut :
1.            Untuk mengetahui definisi dari Inflasi dan Deflasi.
2.            Untuk mengetahui Jenis-Jenis Inflasi dan Deflasi.
3.            Untuk mengetahui Penyebab terjadinya Inflasi dan Deflasi.
4.            Untuk mengetahui Metode Perhitungan Inflasi.
5.            Untuk mengetahui Cara Mengatasi Inflasi.





BAB II
PEMBAH ASAN


A.          Pengertian Inflasi dan Deflasi
Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus atau suatu keadaan dimana nilai riil uang secara terus menerus turun. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu keadaan makin turunnya harga barang-barang, namun daya beli masyarakatnya makin berkurang. Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara konkret tingkat pendapatannya juga menurun. Misalnya, besarnya inflasi pada suatu tahun sebesar 7%, sementara pendapatannya tetap maka itu berarti pendapatan riil mengalami penurunan sebesar 7% yang akibatnya akan menurunkan daya beli masyarakat sebesar 7% pula.[1]
Berikut adalah data inflasi dari oktober 2014 sampai bulan september 2015 yang diambil dari Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen) berdasarkan perhitungan inflasi tahunan oleh Bank Sentral.
Gambar 1.1 Diagram data Inflasi


B.           Jenis-Jenis Inflasi dan Deflasi
Jenis inflasi dapat dilihat dari tingkat keparahan inflasi, faktor yang menyebabkan inflasi dan sumber/asal inflasi.[2]
1.            Berdasarkan Tingkat Keparahan
Tinggi rendahnya persentase inflasi sangat menentukan tingkat inflasi. Dalam ilmu ekonomi, inflasi dapat dibedakan menurut tingkat keparahannya, antara lain sebagai berikut:
a.             Inflasi ringan
Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation) adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10% per tahun, inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan.
b.            Inflasi sedang
Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per tahun. Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.
c.             Inflasi berat
Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%. Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan.
d.            Inflasi liar (hyperinflation)
Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
2.            Berdasarkan Sebabnya
a.             Demand Pull Inflation
Inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat terhadap berbagai barang lebih besar dari pada penawaran barang, sehing-ga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Gambar 1.2 kurva demand-pull inflation[3]

 
b.             Cost Push Inflation
Berbeda dengan demand pull inflasi, cost push inflation terjadi bukan karena ketidaksembangan antara permintaan barang dan penawaran melainkan karena adanya kenaikan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Gambar 1.3 kurva cost-push inflation[4]



3.            Berdasarkan Asalnya
Inflasi yang terjadi pada suatu negara, bisa berasal dari:
a.             Domestic Inflation
Inflasi  yang  terjadi  semata-mata  disebabkan oleh faktor-faktor  didalam negeri, misalnya:
1)            Terjadi defisit anggaran secara terus menerus yang kemudian ditutup dengan mencetak uang baru. Penciptaan uang baru yang berlebihan, sebagaimana kita tahu, dapat menyebabkan inflasi.
2)            Terjadinya gagal panen. Gagal panen dapat mengurangi penawaran barang di pasar. Bila permintaan lebih tinggi dari penawaran, maka harga akan meningkat.
b.            Imported Inflation
Inflasi ini terjadi akibat kenaikan harga diluar negeri yang menyebabkan kenaikan harga didalam negeri.
Dilihat dari proses terjadinya, deflasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:[5]
1.            Deflasi strategis
Deflasi ini terjadi akibat diterapkannya kebijakan pengontrolan terhadap gejala konsumsi berlebihan untuk mengatasi kenaikan harga pasar.
2.            Deflasi sirkulasi
Deflasi ini terjadi pada masa transisi dari kemakmuran ekonomi menjadi kemerosotan ekonomi, akibat ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi. Gejala ini mendorong penurunan harga penjualan pasar dalam resesi ekonomi, akibat semakin kurangnya jumlah kebutuhan terhadap barang-barang ekonomis yang berlebihan.

C.          Sebab-Sebab Terjadinya Inflasi dan Deflasi
Secara umum penyebab terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:[6]
1.            Jumlah uang yang beredar terlalu berlebihan
2.            Tradisi masyarakat yang bersifat konsumtif, sering mengimpor barang
3.            Terjadinya bencana alam
4.            Terjadinya defisit pada APBN
5.            Terjadinya eksparsi kredit
6.            Terjadi pemberontakan
7.            Pengenaan pajak pada konsumen
8.            Kenaikan harga BBM

Istilah deflasi adalah lawan kata dari inflasi. Inflasi berkaitan erat dengan gejala konsumsi yang berlebihan, sedangkan deflasi ada kaitannya dengan pemasokan yang berlebihan. Dengan kata lain, apabila pemasokan barang-barang ekonomis melampaui daya konsumsi, dapat mengakibatkan penurunan harga penjualan pasar. Gejala ini mendorong kemerosotan inves-tasi modal oleh perusahaan, dan memicu turunnya suku bunga sehingga menimbulkan pengurangan baik jumlah tenaga kerja maupun upah gaji.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi:[7]
1.            Menurunnya persediaan uang di masyarakat.
2.            Meningkatnya Persediaan Barang
3.            Menurunnya permintaan akan barang.
4.            Naiknya permintaan akan uang

D.          Metode Perhitungan Inflasi
Laju inflasi adalah tingkat persentase kenaikan dalam beberapa indeks harga dari satu periode ke periode lain. Tingkat inflasi dapat dihitung menggunakan Indeks Harga atau dengan menggunakan GNP deflator. GNP deflator merupakan cara mengukur tingkat inflasi dengan membandingkan GNP yang diukur berdasarkan pada harga yang berlaku terhadap GNP  pada
harga konstan. [8]
Adapun Rumus untuk menghitung besarnya tingkat inflasi adalah:

Inflasi  =
IHt – IHt-1
X 100 %
   
IHt-1

Inflasi  =
Dft  – Dft-1
X 100 %
   
Dft-1


Keterangan: 
IHt     = Indeks harga tahun tertentu            Dft  = Deflator tahun tertentu
IHt–1   = Indeks harga tahun sebelumnya     Dft-1= Deflator tahun sebelumnya

Angka Indeks adalah angka yang diharapkan dapat memberitahukan perubahan-perubahan variabel sebuah atau lebih karakteristik pada waktu dan tempat yang sama atau berlainan.[9]
Secara umum, ada tiga macam indeks yang sering digunakan dalam perekonomian, yaitu:
1.            Indeks Harga
Adalah  angka  yang  diharapkan  dapat  dipakai  untuk   menunjukkan  perubahan mengenai harga-harga, baik harga untuk semacam maupun  berbagai  macam  barang  dalam  waktu  dan  tempat  yang  sama  atau  berlainan.
2.            Indeks Jumlah
Adalah   angka  yang  diharapkan  dapat   memperlihatkan   perubahan  mengenai   jumlah  barang  sejenis  ataupun  sekumpulan barang  yang dihasilkan,  digunakan   dan   dijual   untuk   waktu   yang   sama  atau  berlainan.
3.            Indeks Nilai
Angka yang digunakan untuk mengetahui perubahan nilai barang yang  sejenis  atau  sekumpulan barang  dalam jangka waktu yang diketahui.
Indeks harga dapat dibagi menjadi indeks harga tertimbang dan indeks harga biasa (tidak tertimbang).[10]
1.            Indeks Harga Tidak tertimbang
Metode ini digunakan untuk menghitung besarnya harga suatu komoditi setiap periodenya berdasarkan harga nominalnya.
Metode yang biasa digunakan untuk mengukur indeks harga tidak tertimbang ialah metode agregatif sederhana dan metode rata-rata dari relatif harga.
a.             Metode Agregatif Sederhana
IHA =
Σ Pn
X 100 %

Σ P0

Keterangan: 
IH    = Indeks harga metode agregatif sederhana
Pn       = Harga tahun tertentu
P0     = Harga tahun dasar
b.            Metode Rata-Rata dari Relatif Harga
Apabila setiap jenis bahan pokok dalam tabel kita hitung rasio-nya (Pn /P0), akan diperoleh relatif harga tiap-tap jenis bahan pokok itu. Indeks harga bahan pokok keseluruhan diperoleh dengan menjumlahkan relatif harga kemudian merata-ratakannya.[11]


IHR =
Σ
Pn
. 100%
P0
n

Keterangan: 
IHR = Indeks harga metode rata-rata relatif harga
Pn       = Harga tahun tertentu
P0     = Harga tahun dasar
n       = Jumlah Komponen
2.            Indeks Harga Tertimbang
a.             Indeks Laspeyers
Merupakan angka indeks tertimbang yang sering digunakan dalam perhitungan, indeks ini menggunakan komoditi tahun dasar sebagai timbangannya.
IHL     =
Σ (Pn x Q0)
X 100 %
 Σ (P0 x Q0)

Keterangan: 
IHL   = Indeks harga
Pn       = Harga barang tahun tertentu
P0     = Harga barang tahun dasar
Q0      = Jumlah barang tahun dasar
b.            Indeks Paasche
Merupakan metode tahun berjalan. Indeks Paasche menggunakan faktor penimbang harga periode dasar dan kuantitas (jumlah) komoditas yang dihasilkan selama jangka waktu yang diselidiki.

 IHP =
Σ (Pn x Qn)
X 100 %
 Σ (P0 x Qn)

Keterangan: 
IHL   = Indeks harga
Pn       = Harga barang tahun tertentu
P0     = Harga barang tahun dasar
Qn      = Jumlah barang tahun tertentu

E.           Cara Mengatasi Inflasi dan Deflasi
Dalam batas-batas tertentu inflasi atau deflasi memang menguntungkan, karena pada dasarnya inflasi atau deflasi yang terkendali akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Tetapi jika sudah dalam  taraf  yang membahayakan, inflasi atau deflasi harus segera diatasi.
Adapun cara mengendalikan inflasi dan deflasi, yaitu:[12]
1.           Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dibidang keuangan (melalui bank sentral) untuk mengatur agar jumlah uang yang beredar sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dalam suatu sistem perekonomian.
Bentuk kebijakan moneter yang dilakukan untuk mengatasi inflasi maupun deflasi antara lain:
a.             Politik Diskonto
Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menurunkan atau menaikkan tingkat bunga.
b.            Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah tindakan bank sentral dalam memperjual belikan surat-surat berharga.
Apabila dirasakan jumlah uang yang beredar terlalu banyak, bank sentral akan menjual surat-surat berharga seperti obligasi, SBI dan Surat berharga pasar uang (SBPU). Dengan demikian dana yang dimiliki oleh bank-bank umum akan tersedot untuk membeli surat berharga, sehingga jumlah uang yang beredar berkurang. Begitu juga sebaliknya.
c.             Persediaan Kas Minimum
Dalam rangka mengendalikan inflasi maupun deflasi, bank sentral dapat membuat  kebijakan  menaikkan atau mengurangi
persentase persediaan kas minimum bagi bank umum.
2.            Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah  dan  perpajakan.  Bentuk  kebijakan fiskal  yang  ditempuh dalam mengatasi inflasi maupun deflasi adalah:
a.             Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Apabila pemerintah mengurangi (meningkatkan) pengeluarannya, permintaan secara agregat dapat berkurang (bertambah). Dengan demikian, jumlah uang yang beredar juga berkurang (bertambah) sehingga dapat mengurangi tekanan inflasi (deflasi).
b.            Pengaturan Tarif Pajak
Jika tarif pajak dinaikkan (diturunkan) uang yang dibelanjakan oleh masyarakat cenderung menurun (meningkat). Sehingga dengan demikian uang akan lebih sedikit (banyak) kemasyarakat.
3.            Kebijakan Non Moneter
Kebijakan ini tidak termasuk dalam kebijakan moneter ataupun fiskal, kebijakan ini sering disebut dengan kebijakan riil. Pemerintah mengendalikan inflasi maupun deflasi dengan kebijakan riil yang dapat ditempuh dengan cara-cara tertentu, antara lain sebagai berikut:
a.             Meningkatkan/menurunkan Hasil Produksi
Jika produksi ditingkatkan, permintaan masyarakat akan terpenuhi sehingga dapat mengurangi inflasi.
Sedangkan menurunkan hasil produksi dapat memperkecil laju deflasi. Penurunan hasil produksi dapat dilakukan dengan cara memberikan batasan terhadap produsen. Pengurangan jumlah barang di dalam negeri cenderung akan menaikkan harga.
b.            Kebijakan Upah
Jika terjadi deflasi, maka kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli. Hal ini pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan. Apabila hal ini terjadi, maka akan menimbulkan inflasi. Jadi untuk kebijakan ini resiko yang harus dihadapi cukup besar karena sedikit saja mengalami kesalahan, inflasi akan membayangi.


BAB III
PENUTUP


A.          Kesimpulan
Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus atau suatu keadaan dimana nilai riil uang secara terus menerus turun. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu keadaan makin turunnya harga barang-barang, namun daya beli masyarakatnya makin berkurang.
Laju inflasi adalah tingkat persentase kenaikan dalam beberapa indeks harga dari satu periode ke periode lain. Tingkat inflasi dapat dihitung menggunakan Indeks Harga atau dengan menggunakan GNP deflator.
Inflasi  =
IHt – IHt-1
X 100 %
      IH0

 Inflasi  =
Dft  – Dft-1
      Df0
Inflasi dapat digolongkan berdasarkan tingkat keparahan inflasi, faktor yang menyebabkan inflasi dan sumber/asal inflasi. Berdasarkan tingkat keparahan inflasi, yaitu Inflasi ringan (<10% per tahun), Inflasi sedang (10% - 30% per tahun), Inflasi berat (30% - 100%) dan Inflasi liar/hyperinflation (>100% per tahun). Berdasarkan penyebabnya, yaitu Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation. Sedangkan berdasarkan sumber inflasi, yaitu Domestic Inflation dan Imported Inflation. Untuk Deflasi dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu deflasi strategis dan deflasi sirkulasi.
Adapun cara untuk mengendalikan inflasi maupu deflasi yakni melalui kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan non moneter. Kebijakan moneter meliputi politik diskonto, operasi pasar terbuka dan kebijakan persediaan kas minimum. Kebijakan Fiskal meliputi pengaturan pengeluaran pemerintah dan pengaturan tarif pajak. Sedangkan kebijakan non moneter meliputi pengaturan hasil produksi dan pengaturan kebijakan upah.

B.            Saran
1.             Setiap negara harus membuat kebijakan untuk mengatasi masalah inflasi maupun deflasi, agar kehidupan rakyatnya makmur sentosa.
2.             Dalam hal ini, tidak hanya pemerintah/penguasa yang bertanggung jawab melainkan rakyatnya juga bertanggung jawab jika terjadi inflasi/deflasi. Jadi harus ada perbaikan perilaku masyarakat.
3.             Untuk pemerintah / penguasa berhati-hatilah dalam bertindak karna jika Anda sekalian menyeleweng, maka kalian telah berbuat kerusakan yang amat besar dan merugikan banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA


Ali Nugroho, Makalah Inflasi Deflasi dalam https://alipnugroho.wordpress. com/2013/07/01/makalah-inflasi-deflasi/ (diakses pada 10 Maret 2016)
Iskandar Putong, Economics Pengantar Mikro dan Makro, Jakarta, Mitra Wacana Media, 2013
Kusmuriyanto, Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita untuk Kelas X, Semarang, PT Tiga Serangkai Pustakan Mandiri, 2012
Tim Abdi Guru, Ekonomi SMA untuk Kelas XI, Jakarta, Erlangga, 2004




[1] Iskandar Putong, Economics Pengantar Mikro dan Makro (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), 417
[2] Ibid, 422-423
[3] Tim Abdi Guru, Ekonomi SMA, 129
[4] Ibid, 130
[5] Ali Nugroho, Makalah Inflasi Deflasi dalam https://alipnugroho.wordpress.com/2013/07/01/ma kalah-inflasi-deflasi/ (diakses pada 10 Maret 2016)
[6] Ibid,
[7] Ibid,
[8] Iskandar Putong, Economics Pengantar, 418
[9] Kusmuriyanto, Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita untuk Kelas X (Semarang: PT Tiga Serangkai Pustakan Mandiri), 151
[10] Iskandar Putong, Economics Pengantar, 418-422
[11] Kusmuriyanto, Ekonomi Fenomena, 155
[12] Ibid, 137-138


Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia

Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin ApriliaRifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia


Rifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin ApriliaRifatin Aprilia - Fafa Apriel - Fatin - Rif'atin Aprilia





 
Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates