MAKALAH
EKONOMI MONETER
“Inflasi dan Deflasi”
DosenPembimbing
:
Muhammad Afif, S.E.I.
Oleh:
Ana Rahmatun Nadhifah
Miftahul Maghfiroh
Rif’atinAprilia
Ranu Krisandika Putra
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Segalapuji bagi Allah SWT.dzat yang MahaSempurna,
MahaPenciptadanMahaPenguasasegalanya,
karenahanyadenganridho-NyapenulisdapatmenyelesaikantugasMakalahinisesuaidenganapa
yang diharapkanyaitutentang “Inflasi dan Deflasi”.
Makalahinisengajadisusununtukmemenuhitugasmatakuliah“Ekonomi Moneter”.
Tidaklupapenulis sampaikanbanyakterimakasihkepadasemuapihak
yang turutberpartisipasidalam proses penyusunantugasini,
karenapenulissadarsebagaimakhluksosialpenulistidakbisaberbuatbanyaktanpaadainteraksidengan
orang lain dantanpaadanyabimbingan, sertarahmatdankaruniadari–Nya.
Penulisberharap
agar mahasiswakhususnya, danumumnyadariparapembacadapatmemberikankritik yang
positifdan saran untukkesempurnaanMakalahini.
Lamongan,
03Maret 2016
|
|
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakangMasalah............................................................ 1
B.
RumusanMasalah..................................................................... 2
C.
TujuanPenulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
PengertianInflasi dan Deflasi.................................................. 3
B.
Jenis-Jenis Inflasi dan Deflasi................................................. 4
C.
Sebab-Sebab terjadinya Inflasi dan Deflasi ........................... 6
D.
Metode Perhitungan Inflasi..................................................... 7
E.
Cara Mengatasi Inflasi ............................................................ 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.............................................................................. 13
B.
Saran
....................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Data inflasi dari oktober 2014 s.d september 2015 .......... 3
Gambar 1.2 Kurva Demand Pull Inflation ......................................................... 5
Gambar 1.3 Kurva Cost Push Inflation .............................................................. 5
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Inflasi dan
deflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini
dikarenakan inflasi maupun deflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan
produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan
ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang.
Keberadaan
permasalahan inflasi dan deflasi serta tidak stabilnya sektor riil dari waktu
ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa
serta otoritas moneter. Lebih dari itu, ada kecendrungan inflasi dan deflasi
dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi. Hal ini tercermin
dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi maupun deflasi.
Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau
tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat. Fenomena
deflasi di negara-negara maju membawa kekhawatiran tertentu terhadap kinerja
perekonomian dunia. Jepang membuktikan, deflasi menyebabkan kredit macet
raksasa di sektor perbankan.
Pengaruh
inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, begitu pula dengan deflasi. Inflasi
dan Deflasi merupakan bagian dari masalah ekonomi yang banyak mendapat
perhatian para ekonom, pemerintah, maupun masyarakat umum. Berbagai teori,
pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya inflasi dan deflasi dapat
dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan. Pada makalah ini akan kami akan membahas mengenai “Inflasi dan
Deflasi”.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan hal-hal apa saja yang akan dikaji
oleh penulis. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dari Inflasi dan Deflasi?
2.
Apa saja Jenis-Jenis dari Inflasi dan Deflasi?
3.
Apa saja Sebab-Sebab terjadinya Inflasi dan Deflasi
4.
Bagaimana Metode yang digunakan dalam Perhitungan
Inflasi?
5.
Bagaimana Cara Mengatasi Inflasi maupun Deflasi?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari dilakukannya penulisan makalah ini selain sebagai
tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter juga sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui definisi dari Inflasi dan
Deflasi.
2.
Untuk mengetahui Jenis-Jenis Inflasi dan Deflasi.
3.
Untuk mengetahui Penyebab terjadinya Inflasi dan Deflasi.
4.
Untuk mengetahui Metode Perhitungan Inflasi.
5.
Untuk mengetahui Cara Mengatasi Inflasi.
BAB
II
PEMBAH ASAN
A.
Pengertian Inflasi
dan Deflasi
Inflasi adalah
suatu keadaan yang menunjukkan kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara
terus-menerus atau suatu keadaan dimana nilai riil uang secara terus menerus
turun. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu keadaan makin turunnya
harga barang-barang, namun daya beli masyarakatnya makin berkurang. Akibat dari
inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara
konkret tingkat pendapatannya juga menurun. Misalnya, besarnya inflasi pada
suatu tahun sebesar 7%, sementara pendapatannya tetap maka itu berarti
pendapatan riil mengalami penurunan sebesar 7% yang akibatnya akan menurunkan
daya beli masyarakat sebesar 7% pula.[1]
Berikut adalah data inflasi dari oktober 2014
sampai bulan september 2015 yang diambil dari Laporan Inflasi (Indeks Harga
Konsumen) berdasarkan perhitungan inflasi tahunan oleh Bank Sentral.
Gambar 1.1 Diagram data Inflasi
B.
Jenis-Jenis Inflasi dan Deflasi
Jenis inflasi dapat dilihat dari tingkat keparahan inflasi, faktor yang
menyebabkan inflasi dan sumber/asal inflasi.[2]
1.
Berdasarkan Tingkat
Keparahan
Tinggi
rendahnya persentase inflasi sangat menentukan tingkat inflasi. Dalam ilmu
ekonomi, inflasi dapat dibedakan menurut tingkat keparahannya, antara lain sebagai
berikut:
a.
Inflasi ringan
Inflasi ringan
atau inflasi merangkak (creeping inflation) adalah inflasi yang lajunya kurang
dari 10% per tahun, inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang
yang selalu berada dalam proses pembangunan.
b.
Inflasi sedang
Inflasi ini
memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per tahun. Tingkat
sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.
c.
Inflasi berat
Inflasi berat
adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%. Kenaikan harga sudah sulit
dikendalikan.
d.
Inflasi liar (hyperinflation)
Inflasi liar
adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Pada kondisi
ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat
tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
2.
Berdasarkan
Sebabnya
a.
Demand Pull
Inflation
Inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat terhadap berbagai
barang lebih besar dari pada penawaran barang, sehing-ga terjadi ketidakseimbangan
antara permintaan dan penawaran.
Gambar 1.2
kurva demand-pull inflation[3]
b.
Cost Push Inflation
Berbeda dengan demand pull inflasi, cost push inflation terjadi bukan
karena ketidaksembangan antara permintaan barang dan penawaran melainkan karena
adanya kenaikan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Gambar 1.3
kurva cost-push inflation[4]
3.
Berdasarkan Asalnya
Inflasi yang
terjadi pada suatu negara, bisa berasal dari:
a.
Domestic Inflation
Inflasi yang terjadi semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor didalam negeri, misalnya:
1)
Terjadi defisit
anggaran secara terus menerus yang kemudian ditutup dengan mencetak uang baru.
Penciptaan uang baru yang berlebihan, sebagaimana kita tahu, dapat menyebabkan
inflasi.
2)
Terjadinya gagal
panen. Gagal panen dapat mengurangi penawaran barang di pasar. Bila permintaan
lebih tinggi dari penawaran, maka harga akan meningkat.
b.
Imported Inflation
Inflasi ini terjadi akibat kenaikan harga diluar negeri yang menyebabkan
kenaikan harga didalam negeri.
Dilihat dari
proses terjadinya, deflasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:[5]
1.
Deflasi strategis
Deflasi ini
terjadi akibat diterapkannya kebijakan pengontrolan terhadap gejala konsumsi
berlebihan untuk mengatasi kenaikan harga pasar.
2.
Deflasi sirkulasi
Deflasi ini
terjadi pada masa transisi dari kemakmuran ekonomi menjadi kemerosotan ekonomi,
akibat ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi. Gejala ini
mendorong penurunan harga penjualan pasar dalam resesi ekonomi, akibat semakin
kurangnya jumlah kebutuhan terhadap barang-barang ekonomis yang berlebihan.
C.
Sebab-Sebab Terjadinya Inflasi dan Deflasi
1.
Jumlah uang yang beredar terlalu
berlebihan
2.
Tradisi masyarakat yang bersifat
konsumtif, sering mengimpor barang
3.
Terjadinya bencana alam
4.
Terjadinya defisit pada APBN
5.
Terjadinya eksparsi kredit
6.
Terjadi pemberontakan
7.
Pengenaan pajak pada konsumen
8.
Kenaikan harga BBM
Istilah deflasi
adalah lawan kata dari inflasi. Inflasi berkaitan erat dengan gejala konsumsi
yang berlebihan, sedangkan deflasi ada kaitannya dengan pemasokan yang
berlebihan. Dengan kata lain, apabila pemasokan barang-barang ekonomis
melampaui daya konsumsi, dapat mengakibatkan penurunan harga penjualan pasar. Gejala
ini mendorong kemerosotan inves-tasi modal oleh perusahaan, dan memicu turunnya
suku bunga sehingga menimbulkan pengurangan baik jumlah tenaga kerja maupun
upah gaji.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi:[7]
1.
Menurunnya persediaan uang di
masyarakat.
2.
Meningkatnya Persediaan Barang
3.
Menurunnya permintaan akan
barang.
4.
Naiknya permintaan akan uang
D.
Metode
Perhitungan Inflasi
Laju inflasi adalah tingkat persentase kenaikan dalam
beberapa indeks harga dari satu periode ke periode lain. Tingkat inflasi dapat
dihitung menggunakan Indeks Harga atau dengan menggunakan GNP deflator. GNP
deflator merupakan cara mengukur tingkat inflasi dengan membandingkan GNP yang
diukur berdasarkan pada harga yang berlaku terhadap GNP pada
harga konstan. [8]
Adapun Rumus untuk menghitung besarnya
tingkat inflasi adalah:
Inflasi =
|
IHt – IHt-1
|
X 100 %
|
IHt-1
|
Inflasi =
|
Dft –
Dft-1
|
X 100 %
|
Dft-1
|
Keterangan:
IHt = Indeks harga tahun tertentu Dft = Deflator tahun
tertentu
IHt–1 = Indeks harga tahun sebelumnya Dft-1=
Deflator tahun sebelumnya
Angka
Indeks adalah angka yang diharapkan dapat memberitahukan perubahan-perubahan
variabel sebuah atau lebih karakteristik pada waktu dan tempat yang sama atau
berlainan.[9]
Secara
umum, ada tiga macam indeks yang sering digunakan dalam perekonomian, yaitu:
1.
Indeks Harga
Adalah angka
yang diharapkan dapat
dipakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga, baik harga
untuk semacam maupun berbagai macam
barang dalam waktu dan
tempat yang sama
atau berlainan.
2.
Indeks Jumlah
Adalah angka
yang diharapkan dapat
memperlihatkan perubahan mengenai
jumlah barang sejenis
ataupun sekumpulan barang yang dihasilkan, digunakan
dan dijual untuk
waktu yang sama
atau berlainan.
3.
Indeks Nilai
Angka yang
digunakan untuk mengetahui perubahan nilai barang yang sejenis
atau sekumpulan barang dalam jangka waktu yang diketahui.
Indeks
harga dapat dibagi menjadi indeks harga tertimbang dan indeks harga biasa
(tidak tertimbang).[10]
1.
Indeks Harga Tidak
tertimbang
Metode ini
digunakan untuk menghitung besarnya harga suatu komoditi setiap periodenya
berdasarkan harga nominalnya.
Metode yang biasa
digunakan untuk mengukur indeks harga tidak tertimbang ialah metode agregatif
sederhana dan metode rata-rata dari relatif harga.
a.
Metode Agregatif
Sederhana
IHA =
|
Σ Pn
|
X 100 %
|
Σ P0
|
Keterangan:
IH =
Indeks harga
metode agregatif sederhana
Pn = Harga tahun tertentu
P0
= Harga tahun dasar
b.
Metode Rata-Rata dari Relatif Harga
Apabila
setiap jenis bahan pokok dalam tabel kita hitung rasio-nya (Pn /P0),
akan diperoleh relatif harga tiap-tap jenis bahan pokok itu. Indeks harga bahan
pokok keseluruhan diperoleh dengan menjumlahkan relatif harga kemudian
merata-ratakannya.[11]
IHR =
|
Σ
|
Pn
|
. 100%
|
P0
|
|||
n
|
Keterangan:
IHR =
Indeks harga
metode rata-rata relatif harga
Pn = Harga tahun tertentu
P0
= Harga tahun dasar
n = Jumlah Komponen
2.
Indeks Harga
Tertimbang
a.
Indeks Laspeyers
Merupakan
angka indeks tertimbang yang sering digunakan dalam perhitungan, indeks ini
menggunakan komoditi tahun dasar sebagai timbangannya.
IHL =
|
Σ (Pn x Q0)
|
X 100 %
|
Σ (P0 x Q0)
|
Keterangan:
IHL =
Indeks harga
Pn = Harga barang tahun
tertentu
P0
= Harga barang tahun dasar
Q0 =
Jumlah barang tahun dasar
b.
Indeks Paasche
Merupakan
metode tahun berjalan. Indeks Paasche menggunakan faktor penimbang harga
periode dasar dan kuantitas (jumlah) komoditas yang dihasilkan selama jangka
waktu yang diselidiki.
IHP =
|
Σ (Pn x Qn)
|
X 100 %
|
Σ (P0 x Qn)
|
Keterangan:
IHL =
Indeks harga
Pn = Harga barang tahun
tertentu
P0
= Harga barang tahun dasar
Qn =
Jumlah barang tahun tertentu
E.
Cara Mengatasi
Inflasi dan Deflasi
Dalam batas-batas tertentu inflasi atau deflasi memang menguntungkan,
karena pada dasarnya inflasi atau deflasi yang terkendali akan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi. Tetapi jika sudah dalam taraf yang
membahayakan, inflasi atau deflasi harus segera diatasi.
Adapun cara
mengendalikan inflasi dan deflasi, yaitu:[12]
1.
Kebijakan Moneter
Kebijakan
moneter adalah kebijakan pemerintah dibidang keuangan (melalui bank sentral)
untuk mengatur agar jumlah uang yang beredar sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan dalam suatu sistem perekonomian.
Bentuk
kebijakan moneter yang dilakukan untuk mengatasi inflasi maupun deflasi antara
lain:
a.
Politik Diskonto
Politik
diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uang dengan jalan menurunkan
atau menaikkan tingkat bunga.
b.
Operasi Pasar
Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah tindakan bank sentral dalam memperjual belikan
surat-surat berharga.
Apabila dirasakan jumlah uang yang beredar terlalu banyak, bank sentral
akan menjual surat-surat berharga seperti obligasi, SBI dan Surat berharga
pasar uang (SBPU). Dengan demikian dana yang dimiliki oleh bank-bank umum akan
tersedot untuk membeli surat berharga, sehingga jumlah uang yang beredar
berkurang. Begitu juga sebaliknya.
c.
Persediaan Kas
Minimum
Dalam rangka mengendalikan inflasi maupun deflasi, bank sentral dapat
membuat kebijakan menaikkan atau mengurangi
persentase persediaan kas minimum bagi bank umum.
2.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dan perpajakan.
Bentuk kebijakan fiskal yang ditempuh
dalam mengatasi inflasi maupun deflasi adalah:
a.
Pengaturan Pengeluaran
Pemerintah
Apabila pemerintah mengurangi (meningkatkan) pengeluarannya, permintaan
secara agregat dapat berkurang (bertambah). Dengan demikian, jumlah uang yang
beredar juga berkurang (bertambah) sehingga dapat mengurangi tekanan inflasi
(deflasi).
b.
Pengaturan Tarif
Pajak
Jika
tarif pajak dinaikkan (diturunkan) uang yang dibelanjakan
oleh masyarakat cenderung menurun (meningkat). Sehingga dengan demikian uang
akan lebih sedikit (banyak) kemasyarakat.
3.
Kebijakan Non
Moneter
Kebijakan ini
tidak termasuk dalam kebijakan moneter ataupun fiskal, kebijakan ini sering
disebut dengan kebijakan riil. Pemerintah mengendalikan inflasi maupun deflasi dengan
kebijakan riil yang dapat ditempuh dengan cara-cara tertentu, antara lain
sebagai berikut:
a.
Meningkatkan/menurunkan
Hasil Produksi
Jika produksi ditingkatkan, permintaan masyarakat akan terpenuhi sehingga
dapat mengurangi inflasi.
Sedangkan menurunkan hasil produksi dapat
memperkecil laju deflasi. Penurunan
hasil produksi dapat dilakukan dengan cara memberikan batasan terhadap produsen.
Pengurangan jumlah barang di dalam negeri cenderung akan menaikkan harga.
b.
Kebijakan Upah
Jika terjadi deflasi, maka kenaikan gaji dan upah
akan menimbulkan kenaikan daya beli. Hal ini pada akhirnya menaikan
permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan. Apabila hal ini
terjadi, maka
akan menimbulkan inflasi. Jadi
untuk kebijakan ini resiko yang harus dihadapi cukup besar karena sedikit saja
mengalami kesalahan,
inflasi akan membayangi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan kecenderungan kenaikan
harga-harga umum secara terus-menerus atau suatu keadaan dimana nilai riil uang
secara terus menerus turun. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu keadaan
makin turunnya harga barang-barang, namun daya beli masyarakatnya makin
berkurang.
Laju inflasi adalah tingkat persentase kenaikan dalam
beberapa indeks harga dari satu periode ke periode lain. Tingkat inflasi dapat
dihitung menggunakan Indeks Harga atau dengan menggunakan GNP deflator.
Inflasi =
|
IHt – IHt-1
|
X 100 %
|
IH0
|
Inflasi =
|
Dft – Dft-1
|
Df0
|
Inflasi
dapat digolongkan berdasarkan tingkat keparahan inflasi,
faktor yang menyebabkan inflasi dan sumber/asal inflasi. Berdasarkan tingkat
keparahan inflasi, yaitu Inflasi
ringan (<10% per tahun), Inflasi sedang (10% - 30% per tahun), Inflasi berat
(30% - 100%) dan Inflasi liar/hyperinflation (>100% per tahun). Berdasarkan
penyebabnya, yaitu Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation. Sedangkan
berdasarkan sumber inflasi, yaitu Domestic Inflation dan Imported Inflation.
Untuk Deflasi dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu deflasi strategis
dan deflasi sirkulasi.
Adapun cara untuk
mengendalikan inflasi maupu deflasi yakni melalui kebijakan moneter, kebijakan
fiskal dan kebijakan non moneter. Kebijakan moneter meliputi politik diskonto,
operasi pasar terbuka dan kebijakan persediaan kas minimum. Kebijakan Fiskal
meliputi pengaturan pengeluaran pemerintah dan pengaturan tarif pajak.
Sedangkan kebijakan non moneter meliputi pengaturan hasil produksi dan
pengaturan kebijakan upah.
B.
Saran
1.
Setiap negara harus
membuat kebijakan untuk mengatasi masalah inflasi maupun deflasi, agar
kehidupan rakyatnya makmur sentosa.
2.
Dalam hal ini,
tidak hanya pemerintah/penguasa yang bertanggung jawab melainkan rakyatnya juga
bertanggung jawab jika terjadi inflasi/deflasi. Jadi harus ada perbaikan
perilaku masyarakat.
3.
Untuk pemerintah /
penguasa berhati-hatilah dalam bertindak karna jika Anda sekalian menyeleweng,
maka kalian telah berbuat kerusakan yang amat besar dan merugikan banyak orang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali Nugroho, Makalah
Inflasi Deflasi dalam https://alipnugroho.wordpress.
com/2013/07/01/makalah-inflasi-deflasi/ (diakses pada 10 Maret 2016)
Iskandar Putong, Economics
Pengantar Mikro dan Makro, Jakarta, Mitra Wacana Media, 2013
Kusmuriyanto, Ekonomi
Fenomena di Sekitar Kita untuk Kelas X, Semarang, PT Tiga Serangkai
Pustakan Mandiri, 2012
Tim Abdi Guru, Ekonomi
SMA untuk Kelas XI, Jakarta, Erlangga, 2004
[5] Ali Nugroho,
Makalah Inflasi Deflasi dalam https://alipnugroho.wordpress.com/2013/07/01/ma
kalah-inflasi-deflasi/ (diakses pada 10 Maret 2016)
[9] Kusmuriyanto,
Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita untuk
Kelas X (Semarang: PT Tiga Serangkai Pustakan Mandiri), 151